Detik waktu terus bergulir, membuat kalender tiap tahun selalu berganti.
Seorang bayi, akan menjadi seorang anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Sama halnya seperti sekarang. Aku berada pada titik dimana aku sedang berusaha menyelesaikan studi di sebuah perguruan tinggi negeri, skripsi
Sungguh ironis, ketika satu persatu teman dekatku pergi. Seorang saat hampir mendekati kelulusannya justru mengambil cuti. Seorang lagi mengambil cuti karena bekerja di bengkulu bersama suaminya. Seorang lagi sudah hampir seminar hasil bahkan sidang. Yang lain lagi bersantai dan menjalani dengan saksama.
Setiap orang mempunyai pilihan hidup masing-masing. Tentunya itu semua sudah harus dipikirkan matang-matang.
Jikapun ada yang berkomentar ini itu. So what? It's my life. Aku yg menjalani, dan aku pula yang bertanggung jawab atas apa yang kulakukan.
Tapi, jangan lupa. Aku, kita saling memberi pendapat, mungkin ini atau itu lebih baik kamu kerjakan dulu sebelum yang lainnya.
Untuk sahabat-sahabatku, aku berteman denganmu bukan karena saat aku butuh. Tetapi karena aku merasa nyaman, yeah.. you are my friend.
Dan meski raga kita terpisah jauh, hati kita selalu satu..
Tetap semangat yaa
Minggu, 17 Agustus 2014
Sabtu, 21 Juni 2014
Hai, Rei?!
Aku senang bermimpi.
Aku senang menuliskan mimpi-mipiku pada kertas, dan kutempelkan pada sebelah dipanku agar setiap sebelum tidur aku bisa membacanya dan berdoa agar semuanya terwujud. Karena aku senang bermimpi, aku pun senang untuk tidur.
Tetapi... mimpi-mimpi ini justru membuatku gila.
Ngilu terasa di pelipis kananku. Sedikit kusentuh, rasanya semakin sakit. Badanku mulai basah oleh keringat. Di punggung tangan, bawah mata dan dahiku. Suara ramai orang-orang dari luar kamar membuatku membuka mata. Apa yang baru saja terjadi? Aku mulai bingung dan mengerjap-ngerjapkan mataku..
“Sudah, nanti saja bangunnya. Capek ya?”
Suara lagu pop serta berisiknya orang-orang sedang makan terdengar di telingaku. Kulihat di kamarku terdesain indah layaknya kamar seorang pengantin. Dan.. seorang pria muncul di pintu kamar dengan tergopoh-gopoh tersenyum lembut, hangat dan menatapku begitu dalam. Aku masih belum paham. Aku...
"Ini..ada..apa, Ma?”, ucapku terbata-bata pada mama yang berhias sangat cantik dengan kebaya berwarna merah marunnya.
Mama hanya tersenyum. Kulihat diriku memakai gaun pengantin berwarna merah yang sangat indah dan begitu kuimpikan. Sesuai dengan desain yang kubuat saat .. saat...
“Aku..aku...?”,ucapku terbata dengan rasa takut.
“Sayang, kamu kenapa? Rei, kemarilah!”,kata ibu kepada seorang pria yang sedang berdiri di pintu.
Nafasku mulai tak teratur. Rasanya aku ingin berteriak ‘APA YANG SEDANG TERJADI?’
“Nak, tadi kamu tiba-tiba tertidur setelah Rei mengucap sumpah setia di atas Al-Qur’an. Kamu terlalu bahagiakah sampai-sampai seperti itu? Mama cemas, juga geli sekali”,jelas mama.
“Bukannya aku, aku sedang tidur di kamar tadi? Kok tiba-tiba aku..“
“Ya, tapi masa tidur di acara sakralmu itu? Mama tau sih, kamu seneng banget tidur. Dasar ya kamu ini! Hahaha..”,kata mama sambil terbahak.
Aku benar-benar masih tak percaya. Bukan! Ini mimpi! Tidak! Aku belum menikah. Seingatku, semalam aku beranjak untuk tidur. Tetapi, kenapa aku sekarang sudah ada di pelaminan? Aku semakin tak tenang, aku beranjak dari kasur dan menengok keluar kamar. Kulihat foto ‘pre-weddingku’ dengan seseorang yang kulihat di kamar tadi. Siapa namanya? Rei? Hah, aku tak tahu siapa dia. Segera kucubit tanganku dengan keras. Begitu juga teriakan rasa kesakitanku.
“Nak, kamu kenapa?”,teriak mama.
“Ma, katakan padaku yang sejujurnya! Aku mohon!”,ucapku hampir terisak.
“Kamu ngomong apa, Dinda?”,tanya mama heran.
“Aku hanya bermimpi kan? Setahuku, terakhir kali kuingat, aku beranjak ke kasur untuk tidur malam. Dan aku memang berniat keesokannya untuk menghadiri pernikahan temanku. Tetapi.. kenapa... aku yang menikah?”,ucapku tak karuan.
Pria yang ada di sebelahku tertawa kecil. Matanya berputar layaknya menertawakanku karena aku seperti orang kecil.
“Hush! Kamu ini ‘ngaco’ ya? Sembarangan! Hei, Rei sudah sah jadi suamimu. Ini Rei! Yang kamu kenalkan pada mama usai kamu pulang kerja beberapa bulan yang lalu. Bahkan kamu sangat senang ketika Rei melamarmu. Apa kamu tak ingat, Nak?”,tanya mama.
Kuamati lekat-lekat pria yang bernama Rei. Dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seorang pria berkacamata, memiliki sedikit janggut, hidungnya mancung, rambutnya sedikit ikal dipotong pendek, tingginya mungkin sekitar 170cm, lengkap dengan pakaian pengantin pria. Ia tersenyum tulus. Hangat.
“Ma, apa aku boleh..emm..boleh.. tidur lagi?”ucapku lirih.
“Hah? Kamu ngomong apa? Tamu-tamu sudah banyak di depan. Kamu mau tidur? Ya ampun, permohonan macam apa sayang? Oh tidak!”,ucap mama.
“Aku pikir, aku sekarang sedang bermimpi. Aku pikir aku .. aku..sebenarnya masih sendirian dan ingin fokus bekerja saat itu. Tetapi aku tak mengira, sekarang aku sudah ada di pelaminan. Bahkan sudah bersuami. Aku bingung ma. Aku bingung..”,ucapku tersedu.
“Tante, mungkin Dinda butuh istirahat sebentar. Mungkin ia kecapekan. Jadi bagaimana jika kita tinggalkan ia dulu untuk beristirahat. Lagipula tadi kepalanya juga sedikit terbentur meja”,ucap Rei.
Aku kembali memandangnya. Rei. Aku bahkan tak pernah bertemu bahkan mengenalnya. Latar belakangnya, umurnya, pekerjaannya. Dan aku tak merasa mengenalkannya pada mama. Tetapi mengapa ia sangat mengenalku?
“Baik. Beristirahatlah. Sebentar saja!”,ucap mama singkat.
Mereka berdua pun keluar dari kamarku sambil menutup pintu rapat-rapat. Kupandangi lagi sekeliling kamarku. Bahkan kupastikan kembali apakah ini benar-benar kamarku. Dan.. yah..ini benar kamarku. Kulihat beberapa kertas tertumpuk di dalam lemari. Kertas-kertas mimpiku. Setiap mimpiku yang tercapai biasanya kucoret sebagai tanda sudah tercapai. Dan mimpi ke-28? Sudah kucoret? Mataku membelalak dengan mulut menganga. Kapan aku mencoret mimpiku yang ke-28 ini? “MENIKAH SEBELUM UMUR 27 TAHUN”.
Aku terkejut bukan kepalang. Memang benar aku belum berumur 27 tahun. Tetapi kenapa aku menuliskan ini? Bisa saja aku menikah saat berumur 18 tahun, 21 tahun, dan sekarang.. aku berumur.. kucari handphoneku di setiap sudut kamar. Dan kutemukan di dalam lemari bahwa sekarang tanggal 21 Juni 2014. Aku terbelalak. Berarti dua minggu lagi aku genap berumur 27 tahun? Aku jatuh terduduk.
Kembali kuhela napas panjang. Kutenangkan diriku. Mencoba menerima ini semua. Ya, ini bukan mimpi. Apa yang harus kulakukan sekarang? Ya, aku harus membenahi dandananku dan keluar untuk merayakan hari sakralku ini.
Kubuka pintu kamar perlahan. Orang-orang sudah ramai lalu lalang. Saudara-saudaraku sudah menungguku di luar. Satu persatu mereka memberiku ucapan selamat dan menanyakan kondisiku. Aku hanya tersenyum. Jauh di lubuk hatiku terdalam, aku berkata’ini hanya mimpi, nikmati saja’. Tetapi ini nyata, aku masih belum bisa mengartikannya
Tak lama aku bersanding dengan pria bernama Rei di kursi pelaminan. Bersalaman dengan para tamu. Undangan begitu ramai sekali. Sepertinya Rei adalah orang kaya. Lagipula jika aku sekarang bersuami, Rei tidak buruk dan aku pikir dia adalah lelaki idaman. Senyum licik terlukis di wajahku.
Tak terasa hari sudah malam. Mereka bilang malam pertama adalah malam yang menyenangkan. Tetapi tidak bagiku untuk saat ini! Sudah kuputuskan, aku tak..
“Sudah, nggak usah takut. Mungkin kamu terlalu capek. Malam pertama bisa kita lakukan malam selanjutnya bukan? Tidurlah sayang”,ucap Rei lembut.
Aku mulai tertidur, berharap..berharap..berharap..
“Dinda!!! Bangun!”,teriak mama.
Perlahan kubuka mataku. Kamarku? Jantungku berdetak kencang. Aku langsung terbangun. Tak ada kamar pelaminan. Tak ada Rei.. Dimana dia? Aku benar-benar panik mencarinya.
“Ma, mana Rei?”,tanyaku ragu.
“Siapa itu Rei? Cepatlah bersiap-siap! Bukannya kamu mau pergi ke pernikahan temanmu?”,tanya mama.
Aku kembali ke kamar untuk bersiap-siap. Kulupakan sejenak pikiranku tadi. Sebentar lagi Sinta menjemputku.
TIINNNN...
Suara klakson terdengar dari luar.
Aku segera masuk ke dalam mobilnya. Dan, kulihat pria itu ada di dalam mobil Sinta. Aku tertegun cukup lama.
“Dinda! Kenalin ini Rei, tunanganku. Baru saja lulus S2 dari Itali kemarin. Hehe..”,jelasnya.
Wajahku pucat seperti telur busuk. ‘Apa aku tertidur lagi? Ini mimpi kan?’
Aku senang menuliskan mimpi-mipiku pada kertas, dan kutempelkan pada sebelah dipanku agar setiap sebelum tidur aku bisa membacanya dan berdoa agar semuanya terwujud. Karena aku senang bermimpi, aku pun senang untuk tidur.
Tetapi... mimpi-mimpi ini justru membuatku gila.
Ngilu terasa di pelipis kananku. Sedikit kusentuh, rasanya semakin sakit. Badanku mulai basah oleh keringat. Di punggung tangan, bawah mata dan dahiku. Suara ramai orang-orang dari luar kamar membuatku membuka mata. Apa yang baru saja terjadi? Aku mulai bingung dan mengerjap-ngerjapkan mataku..
“Sudah, nanti saja bangunnya. Capek ya?”
Suara lagu pop serta berisiknya orang-orang sedang makan terdengar di telingaku. Kulihat di kamarku terdesain indah layaknya kamar seorang pengantin. Dan.. seorang pria muncul di pintu kamar dengan tergopoh-gopoh tersenyum lembut, hangat dan menatapku begitu dalam. Aku masih belum paham. Aku...
"Ini..ada..apa, Ma?”, ucapku terbata-bata pada mama yang berhias sangat cantik dengan kebaya berwarna merah marunnya.
Mama hanya tersenyum. Kulihat diriku memakai gaun pengantin berwarna merah yang sangat indah dan begitu kuimpikan. Sesuai dengan desain yang kubuat saat .. saat...
“Aku..aku...?”,ucapku terbata dengan rasa takut.
“Sayang, kamu kenapa? Rei, kemarilah!”,kata ibu kepada seorang pria yang sedang berdiri di pintu.
Nafasku mulai tak teratur. Rasanya aku ingin berteriak ‘APA YANG SEDANG TERJADI?’
“Nak, tadi kamu tiba-tiba tertidur setelah Rei mengucap sumpah setia di atas Al-Qur’an. Kamu terlalu bahagiakah sampai-sampai seperti itu? Mama cemas, juga geli sekali”,jelas mama.
“Bukannya aku, aku sedang tidur di kamar tadi? Kok tiba-tiba aku..“
“Ya, tapi masa tidur di acara sakralmu itu? Mama tau sih, kamu seneng banget tidur. Dasar ya kamu ini! Hahaha..”,kata mama sambil terbahak.
Aku benar-benar masih tak percaya. Bukan! Ini mimpi! Tidak! Aku belum menikah. Seingatku, semalam aku beranjak untuk tidur. Tetapi, kenapa aku sekarang sudah ada di pelaminan? Aku semakin tak tenang, aku beranjak dari kasur dan menengok keluar kamar. Kulihat foto ‘pre-weddingku’ dengan seseorang yang kulihat di kamar tadi. Siapa namanya? Rei? Hah, aku tak tahu siapa dia. Segera kucubit tanganku dengan keras. Begitu juga teriakan rasa kesakitanku.
“Nak, kamu kenapa?”,teriak mama.
“Ma, katakan padaku yang sejujurnya! Aku mohon!”,ucapku hampir terisak.
“Kamu ngomong apa, Dinda?”,tanya mama heran.
“Aku hanya bermimpi kan? Setahuku, terakhir kali kuingat, aku beranjak ke kasur untuk tidur malam. Dan aku memang berniat keesokannya untuk menghadiri pernikahan temanku. Tetapi.. kenapa... aku yang menikah?”,ucapku tak karuan.
Pria yang ada di sebelahku tertawa kecil. Matanya berputar layaknya menertawakanku karena aku seperti orang kecil.
“Hush! Kamu ini ‘ngaco’ ya? Sembarangan! Hei, Rei sudah sah jadi suamimu. Ini Rei! Yang kamu kenalkan pada mama usai kamu pulang kerja beberapa bulan yang lalu. Bahkan kamu sangat senang ketika Rei melamarmu. Apa kamu tak ingat, Nak?”,tanya mama.
Kuamati lekat-lekat pria yang bernama Rei. Dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seorang pria berkacamata, memiliki sedikit janggut, hidungnya mancung, rambutnya sedikit ikal dipotong pendek, tingginya mungkin sekitar 170cm, lengkap dengan pakaian pengantin pria. Ia tersenyum tulus. Hangat.
“Ma, apa aku boleh..emm..boleh.. tidur lagi?”ucapku lirih.
“Hah? Kamu ngomong apa? Tamu-tamu sudah banyak di depan. Kamu mau tidur? Ya ampun, permohonan macam apa sayang? Oh tidak!”,ucap mama.
“Aku pikir, aku sekarang sedang bermimpi. Aku pikir aku .. aku..sebenarnya masih sendirian dan ingin fokus bekerja saat itu. Tetapi aku tak mengira, sekarang aku sudah ada di pelaminan. Bahkan sudah bersuami. Aku bingung ma. Aku bingung..”,ucapku tersedu.
“Tante, mungkin Dinda butuh istirahat sebentar. Mungkin ia kecapekan. Jadi bagaimana jika kita tinggalkan ia dulu untuk beristirahat. Lagipula tadi kepalanya juga sedikit terbentur meja”,ucap Rei.
Aku kembali memandangnya. Rei. Aku bahkan tak pernah bertemu bahkan mengenalnya. Latar belakangnya, umurnya, pekerjaannya. Dan aku tak merasa mengenalkannya pada mama. Tetapi mengapa ia sangat mengenalku?
“Baik. Beristirahatlah. Sebentar saja!”,ucap mama singkat.
Mereka berdua pun keluar dari kamarku sambil menutup pintu rapat-rapat. Kupandangi lagi sekeliling kamarku. Bahkan kupastikan kembali apakah ini benar-benar kamarku. Dan.. yah..ini benar kamarku. Kulihat beberapa kertas tertumpuk di dalam lemari. Kertas-kertas mimpiku. Setiap mimpiku yang tercapai biasanya kucoret sebagai tanda sudah tercapai. Dan mimpi ke-28? Sudah kucoret? Mataku membelalak dengan mulut menganga. Kapan aku mencoret mimpiku yang ke-28 ini? “MENIKAH SEBELUM UMUR 27 TAHUN”.
Aku terkejut bukan kepalang. Memang benar aku belum berumur 27 tahun. Tetapi kenapa aku menuliskan ini? Bisa saja aku menikah saat berumur 18 tahun, 21 tahun, dan sekarang.. aku berumur.. kucari handphoneku di setiap sudut kamar. Dan kutemukan di dalam lemari bahwa sekarang tanggal 21 Juni 2014. Aku terbelalak. Berarti dua minggu lagi aku genap berumur 27 tahun? Aku jatuh terduduk.
Kembali kuhela napas panjang. Kutenangkan diriku. Mencoba menerima ini semua. Ya, ini bukan mimpi. Apa yang harus kulakukan sekarang? Ya, aku harus membenahi dandananku dan keluar untuk merayakan hari sakralku ini.
Kubuka pintu kamar perlahan. Orang-orang sudah ramai lalu lalang. Saudara-saudaraku sudah menungguku di luar. Satu persatu mereka memberiku ucapan selamat dan menanyakan kondisiku. Aku hanya tersenyum. Jauh di lubuk hatiku terdalam, aku berkata’ini hanya mimpi, nikmati saja’. Tetapi ini nyata, aku masih belum bisa mengartikannya
Tak lama aku bersanding dengan pria bernama Rei di kursi pelaminan. Bersalaman dengan para tamu. Undangan begitu ramai sekali. Sepertinya Rei adalah orang kaya. Lagipula jika aku sekarang bersuami, Rei tidak buruk dan aku pikir dia adalah lelaki idaman. Senyum licik terlukis di wajahku.
Tak terasa hari sudah malam. Mereka bilang malam pertama adalah malam yang menyenangkan. Tetapi tidak bagiku untuk saat ini! Sudah kuputuskan, aku tak..
“Sudah, nggak usah takut. Mungkin kamu terlalu capek. Malam pertama bisa kita lakukan malam selanjutnya bukan? Tidurlah sayang”,ucap Rei lembut.
Aku mulai tertidur, berharap..berharap..berharap..
“Dinda!!! Bangun!”,teriak mama.
Perlahan kubuka mataku. Kamarku? Jantungku berdetak kencang. Aku langsung terbangun. Tak ada kamar pelaminan. Tak ada Rei.. Dimana dia? Aku benar-benar panik mencarinya.
“Ma, mana Rei?”,tanyaku ragu.
“Siapa itu Rei? Cepatlah bersiap-siap! Bukannya kamu mau pergi ke pernikahan temanmu?”,tanya mama.
Aku kembali ke kamar untuk bersiap-siap. Kulupakan sejenak pikiranku tadi. Sebentar lagi Sinta menjemputku.
TIINNNN...
Suara klakson terdengar dari luar.
Aku segera masuk ke dalam mobilnya. Dan, kulihat pria itu ada di dalam mobil Sinta. Aku tertegun cukup lama.
“Dinda! Kenalin ini Rei, tunanganku. Baru saja lulus S2 dari Itali kemarin. Hehe..”,jelasnya.
Wajahku pucat seperti telur busuk. ‘Apa aku tertidur lagi? Ini mimpi kan?’
Rabu, 28 Mei 2014
lagi, lagi, dan lagi.pffftt!!
gorong-gorong vs perekonomian indonesia.
Begitulah yang dapat kusimpulkan dari maraknya berita cawapres 2014 ini. Berbagai dukungan dan celaan muncul ketika kuketikkan kata kunci Jokowi dan Prabowo do duatu situs internet.
Black campaign. Yah, kata itu yang semakin terpampang nyata(halaah), mendekati pemilu presiden 9 Juli nanti. Dan kian hari aku semakin muak dengan kalimat-kalimat yang ada pada tiap situs internet. Gimana nggak? Aku adalah salah satu masyarakat Indonesia, yang sudah berumur 22 tahun dan berhak memilih pemimpin negaranya nanti. Apa salah jika aku ingin mengenal capres/ ta'aruf 2014 ini tanpa adanya pengaruh "cuap-cuap" keluarga maupun teman?
Sangat disayangkan. Aku justru kecewa. Why? Karena hanya kekuranganlah yang begitu ditonjolkan. Sehingga aku kira tak ada cawapres yang layak memimpin negara kita. Sedangkan aku adalah orang yang anti golput.
Lihatlah! Rakyat Indonesia, medsos semakin ambisius dan bersemangat untuk memberitakan keburukan lawan hanya untuk menaikkan pamor dukungannya. Sangat tidak cerdas! Kenapa harus keburukan yang dicari-cari?
Hal ini sangat sangat sukses meningkatkan emosi masyarakat Indonesia. Selamat! Komentar para pembaca saling serang tak karuan dengan KATA-KATA KOTOR yang menurutku itu tak layak mereka ucapkan. Belum lagi wilayah Indonesia yang sedang dilanda musim kemarau semakin membuat gerah hati ini#opo meneh iki.
Apakah dengan saling serang seperti itu menunjukkan mereka yang menang?
Apakah dengan saling mengumpulkan berita negatif lawan sebanyak mungkin memperlihatkan bahwa idola mereka yang terbaik?
Lalu, apakah sadar? Ketika cawapres 2014 yang maju hanya 2 orang, secara tak langsung rakyat Indonesia terbagi menjadi 2 bagian!!! Negara Prabowo dan negaranya Jokowi. Kalo perlu pilih negara golput!!
Inikah yang dimaksud Indonesia bersatu? Yang semakin lama beberapa bagian dari Indonesia memisahkan dirinya dari NKRI dan membuat negara sendiri. Ternyata inilah jawabannya. Jawaban kongkrit..krit..krit..
Untung saja tak terjadi pertumpahan darah. Atau belum? A'udzubillahimin dzalik. Imajinasiku sempat melayang ketika terdapat geng Prabowo dan geng Jokowi. Layaknya anak SMP, SMA, mereka tawur begitu saja.
Saudaraku..kembali kuingatkan pada kalian. Aku juga berdoa untukmu, kita, dan mereka serta negara ini. Kita disini sama-sama menginginkan yang terbaik untuk Indonesia sehingga nantinya kita sebagai rakyat Indonesia bangga dengan negara kita. Dengan peraturan, dengan sistem, dengan seluruh pemerintahan yang mungkin itu adalah di suatu hal yang impossible. Karena terlalu banyak kerusakan di negara ini. But, i think not! Karena tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Setiap manusia pasti mempunya kelebihan dan kekurangan. Tak beda halnya dengan Jokowi dan Prabowo. Begitu pula saat mantan presiden kita, Soekarno, Soeharto, BJ Habiebie, Gus dur, Megawati, SBY. Ketika kita berada di jaman Soeharto kita mengeluh dan sangat senang dengan adanya presiden yang berikutnya. Namun kemudian kita kembali mengeluh, sampai-sampai saat ini (jaman SBY) timbul slogan "Enak jamanku tho?". Why? Lalu siapa yang salah? Apakah ini yang disebut menyesal? Jika memang tak nyaman dengan Soeharto kenapa menginginkan yang lain. Lain, lain, lain dan yang lain?
Sekali lagi. Manusia diciptakan memang untuk sering mengeluh. Hal ini ada juga ada pada Al-Qur'an pada surat Ali-Imran. Mereka tak pernah puas dengan apa yang didapatkannya.
Teman.. Jika memang kalian mendukung idola masing-masing, ya sudah dukunglah! Cobloslah gambar hidung, mata/ mulut sedalam mungkin ketika pemilu tiba. Tak perlu kalian munculkan sikap emosional yang tak sedap dipandang dan didengar itu. Hanya merugikan kalian. Udah memunculkan kesan tak cerdas, tak bermoral, dosa pula!
Pilihlah yang terbaik. Meski media pun susah sekali yang dapat dipercayai. Listen to your heart..
Indonesia.. proud of you
Begitulah yang dapat kusimpulkan dari maraknya berita cawapres 2014 ini. Berbagai dukungan dan celaan muncul ketika kuketikkan kata kunci Jokowi dan Prabowo do duatu situs internet.
Black campaign. Yah, kata itu yang semakin terpampang nyata(halaah), mendekati pemilu presiden 9 Juli nanti. Dan kian hari aku semakin muak dengan kalimat-kalimat yang ada pada tiap situs internet. Gimana nggak? Aku adalah salah satu masyarakat Indonesia, yang sudah berumur 22 tahun dan berhak memilih pemimpin negaranya nanti. Apa salah jika aku ingin mengenal capres/ ta'aruf 2014 ini tanpa adanya pengaruh "cuap-cuap" keluarga maupun teman?
Sangat disayangkan. Aku justru kecewa. Why? Karena hanya kekuranganlah yang begitu ditonjolkan. Sehingga aku kira tak ada cawapres yang layak memimpin negara kita. Sedangkan aku adalah orang yang anti golput.
Lihatlah! Rakyat Indonesia, medsos semakin ambisius dan bersemangat untuk memberitakan keburukan lawan hanya untuk menaikkan pamor dukungannya. Sangat tidak cerdas! Kenapa harus keburukan yang dicari-cari?
Hal ini sangat sangat sukses meningkatkan emosi masyarakat Indonesia. Selamat! Komentar para pembaca saling serang tak karuan dengan KATA-KATA KOTOR yang menurutku itu tak layak mereka ucapkan. Belum lagi wilayah Indonesia yang sedang dilanda musim kemarau semakin membuat gerah hati ini#opo meneh iki.
Apakah dengan saling serang seperti itu menunjukkan mereka yang menang?
Apakah dengan saling mengumpulkan berita negatif lawan sebanyak mungkin memperlihatkan bahwa idola mereka yang terbaik?
Lalu, apakah sadar? Ketika cawapres 2014 yang maju hanya 2 orang, secara tak langsung rakyat Indonesia terbagi menjadi 2 bagian!!! Negara Prabowo dan negaranya Jokowi. Kalo perlu pilih negara golput!!
Inikah yang dimaksud Indonesia bersatu? Yang semakin lama beberapa bagian dari Indonesia memisahkan dirinya dari NKRI dan membuat negara sendiri. Ternyata inilah jawabannya. Jawaban kongkrit..krit..krit..
Untung saja tak terjadi pertumpahan darah. Atau belum? A'udzubillahimin dzalik. Imajinasiku sempat melayang ketika terdapat geng Prabowo dan geng Jokowi. Layaknya anak SMP, SMA, mereka tawur begitu saja.
Saudaraku..kembali kuingatkan pada kalian. Aku juga berdoa untukmu, kita, dan mereka serta negara ini. Kita disini sama-sama menginginkan yang terbaik untuk Indonesia sehingga nantinya kita sebagai rakyat Indonesia bangga dengan negara kita. Dengan peraturan, dengan sistem, dengan seluruh pemerintahan yang mungkin itu adalah di suatu hal yang impossible. Karena terlalu banyak kerusakan di negara ini. But, i think not! Karena tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Setiap manusia pasti mempunya kelebihan dan kekurangan. Tak beda halnya dengan Jokowi dan Prabowo. Begitu pula saat mantan presiden kita, Soekarno, Soeharto, BJ Habiebie, Gus dur, Megawati, SBY. Ketika kita berada di jaman Soeharto kita mengeluh dan sangat senang dengan adanya presiden yang berikutnya. Namun kemudian kita kembali mengeluh, sampai-sampai saat ini (jaman SBY) timbul slogan "Enak jamanku tho?". Why? Lalu siapa yang salah? Apakah ini yang disebut menyesal? Jika memang tak nyaman dengan Soeharto kenapa menginginkan yang lain. Lain, lain, lain dan yang lain?
Sekali lagi. Manusia diciptakan memang untuk sering mengeluh. Hal ini ada juga ada pada Al-Qur'an pada surat Ali-Imran. Mereka tak pernah puas dengan apa yang didapatkannya.
Teman.. Jika memang kalian mendukung idola masing-masing, ya sudah dukunglah! Cobloslah gambar hidung, mata/ mulut sedalam mungkin ketika pemilu tiba. Tak perlu kalian munculkan sikap emosional yang tak sedap dipandang dan didengar itu. Hanya merugikan kalian. Udah memunculkan kesan tak cerdas, tak bermoral, dosa pula!
Pilihlah yang terbaik. Meski media pun susah sekali yang dapat dipercayai. Listen to your heart..
Indonesia.. proud of you
Senin, 26 Mei 2014
Kopi dingin
Aku sungguh tak mengerti jalan fikirannya. Aku serba salah sekarang. Menangani seorang laki-laki berumur 14 tahun yang sedang mencari jati dirinya. Bah! Apa itu mencari jati diri?
"Kudengar hari ini kamu akan pergi dengan temanmu?",tanyaku.
"Ya, seperti itulah.. Nanti dia akan mampir ke rumah"
Tak lama, ia bertanya padaku. "Boleh minta uang 5 dolar saja?"
"Untuk apa?"
"Ya, untuk sekedar bermain"
Aku telah mendengar semua percakapannya dengan temannya itu. Meskipun hanya samar-samar kudengar. Cat, lari, dan ijin.
"Kamu ingin membeli cat? Memang berapa harganya?"
"Iya, harganya sekitar 2 dolar"
"Lalu, kenapa kamu meminta 5 dolar? bukankah teman-temanmu banyak? Bukannya kamu patungan?"
Dengan kikuk ia mengatakan bahwa semua dilakukan untuk bermain.
"Kamu mau mencoret-coret tembok orang?"
"Tetapi ijin kok",sanggahnya.
"Lalu kalau tak diijinkan? Dan tentu saja tak ada orang yang mengijinkan tembok rumahnya untuk dicoret-coret seperti remaja-remaja kalian. Bagaimana jika orang itu tak mengijinkan? Kenapa tak kalian coret-coret saja tembok rumah temanmu? Atau tembok rumahmu?", saat itu aku benar-benar sangat emosi. Bukan karena berapa besar jumlah uang yang diminta, bukan!
"Serius? Benarkah aku boleh mencoret-coret tembok rumahku?"
"Huh!! Tanya saja sama mama yang sedang sibuk bekerja di kota. Jelas kau akan kena marah!"
"Tapi kak, ini adalah seni. kamu tahu tidak?"
Dengan sigap ia mengambil beberapa uang simpanan yang telah disiapkan mama di lemari apabila tiba-tiba dibutuhkan dengan keadaan mendesak.
"Lain kali, akan kutukar uang ini!"
"Hei!!! Apa kamu tahu? mengapa aku enggan meminjamkanmu? Karena aku tak ingin kau seperti remaja udik yang sembarangan mencoret-coret tembok orang! Dikejar polisi aku tak mau tahu!"
Kuamati ia dari balik jendela kamarku. Aku begitu geram melihat tingkahnya. Kudengar temannya bertanya mengapa raut wajahnya tiba-tiba berubah setelah dari dalam. Dan tak lama ia kembali masuk ke kamar.
"Ini, kukembalikan uang mama. Dan aku tak akan mencoret-coret tembok orang!!!Aku pergi"
Ia pergi dengan raut wajah kesal. Aku rasa begitu.
Aku hanya kembali berdiam diri. Aku tak tau apa yang harus kulakukan. Aku begitu menyayanginya. Hanya saja aku tak mengerti bagaimana untuk membuatnya sedikit saja bahagia dengan benar.
Kuteguk kembali kopi yang sudah dingin di depanku..
"Kudengar hari ini kamu akan pergi dengan temanmu?",tanyaku.
"Ya, seperti itulah.. Nanti dia akan mampir ke rumah"
Tak lama, ia bertanya padaku. "Boleh minta uang 5 dolar saja?"
"Untuk apa?"
"Ya, untuk sekedar bermain"
Aku telah mendengar semua percakapannya dengan temannya itu. Meskipun hanya samar-samar kudengar. Cat, lari, dan ijin.
"Kamu ingin membeli cat? Memang berapa harganya?"
"Iya, harganya sekitar 2 dolar"
"Lalu, kenapa kamu meminta 5 dolar? bukankah teman-temanmu banyak? Bukannya kamu patungan?"
Dengan kikuk ia mengatakan bahwa semua dilakukan untuk bermain.
"Kamu mau mencoret-coret tembok orang?"
"Tetapi ijin kok",sanggahnya.
"Lalu kalau tak diijinkan? Dan tentu saja tak ada orang yang mengijinkan tembok rumahnya untuk dicoret-coret seperti remaja-remaja kalian. Bagaimana jika orang itu tak mengijinkan? Kenapa tak kalian coret-coret saja tembok rumah temanmu? Atau tembok rumahmu?", saat itu aku benar-benar sangat emosi. Bukan karena berapa besar jumlah uang yang diminta, bukan!
"Serius? Benarkah aku boleh mencoret-coret tembok rumahku?"
"Huh!! Tanya saja sama mama yang sedang sibuk bekerja di kota. Jelas kau akan kena marah!"
"Tapi kak, ini adalah seni. kamu tahu tidak?"
Dengan sigap ia mengambil beberapa uang simpanan yang telah disiapkan mama di lemari apabila tiba-tiba dibutuhkan dengan keadaan mendesak.
"Lain kali, akan kutukar uang ini!"
"Hei!!! Apa kamu tahu? mengapa aku enggan meminjamkanmu? Karena aku tak ingin kau seperti remaja udik yang sembarangan mencoret-coret tembok orang! Dikejar polisi aku tak mau tahu!"
Kuamati ia dari balik jendela kamarku. Aku begitu geram melihat tingkahnya. Kudengar temannya bertanya mengapa raut wajahnya tiba-tiba berubah setelah dari dalam. Dan tak lama ia kembali masuk ke kamar.
"Ini, kukembalikan uang mama. Dan aku tak akan mencoret-coret tembok orang!!!Aku pergi"
Ia pergi dengan raut wajah kesal. Aku rasa begitu.
Aku hanya kembali berdiam diri. Aku tak tau apa yang harus kulakukan. Aku begitu menyayanginya. Hanya saja aku tak mengerti bagaimana untuk membuatnya sedikit saja bahagia dengan benar.
Kuteguk kembali kopi yang sudah dingin di depanku..
Rabu, 14 Mei 2014
suatu waktu, pasti!
Indah itu tak slalu di awal. Tapi yg paling penting adalah di akhir. Kenapa? Karna ketika kita ingin mendapatkan kebahagiaan, kita pasti melalui proses. Jatuh, bangun, tangisan, kucuran keringat, sakit hati, pasrah, dan sebagainya. dari semua proses itu, terkadang kita tak menyadari apa arti semua ini. Apa pesan dari semua ini. Ketika kita mulai memahaminya, dan mengerti..Lihatlah..Kebahagiaan yang kamu inginkan dapat kamu rasakan. Bahwa semua itu melebihi dari apa yg kamu inginkan...
sedikit berbagi cerita lewat susunan kata menjadi sebuah kalimat yang kuketik untuk kalian..
Hari ini adalah hari rabu, 14 mei 2014. Pagi hari ketika aku akan berangkat kuliah, aku begitu panik. Barang yang kucari menghilang tanpa bekas. Kamera. Ya, kamera yang selama ini kugunakan untuk memotret isolat jamurku yang kelak akan menjadi bahasan dan rincian dari skripsiku(red:penelitian).
Hasil jepretan yg sedemikian rupa belum kupindahkan ke laptopku. Andai saja kau tau, tak semudah menelan ludah untuk mendapatkan jepretannya, sehingga ia (jamur Fusarium) tumbuh sempurna tanpa kontaminasi hingga memenuhi 1 petridish (tempat pembiakan).
#Penelitianku ini sudah berjalan kurang lebih 6 bulan.
Pagi itu, kuketikkan beberapa sms yg kusebar pada teman2ku yg biasa menghuni laboratorium tempat biasa aku melakukan penelitian. Tetapi jawaban mereka, nihil. Tak melihat kameraku. Bahkan kalaupun ada tertinggal tidak akan hilang. Temanku yg terakhir berada disitu dan membereskan ruangan tak melihatnya hingga malam hari.
Dengan langkah gontai aku terus mengelilingi setiap sudut laboratorium itu. Dalam hati, "apa aku harus memulainya lagi dari awal?"
Kalimat2 yg di ucapkan teman2 saat itu tak membuatku sedikit lebih tenang. Mungkin hanya senyuman dan candaan bersama teman2 yg kulakukan. meskipun, dalam hati aku sudah tak tau harus bagaimana lagi.
Dua hari sebelumnya, beberapa kali aku sempat melirik kotak infaq yang selalu ada di mushola. Tetapi tangan ini tak melakukan apa yang disampaikan hati kecilku ini.
Beberapa hari sebelum kejadian ini pun aku membaca ayat Al-Qur'an dengan artinya. Entah, ini suatu kebetulan atau apa, menjelaskan untuk selalu bersedekah. Bukankah semua yang di dunia ini adalah milik-Nya? Dan alangkah menyesal manusia nanti ketika ajal menjemputnya. Karena mereka telah menimbun harta mereka. Andai saja ia bersedekah saat masih hidup. Harta itu tak akan mereka bawa mati nanti.
Matahari perlahan mulai membenamkan diri. Cahaya jingganya sedikit redup tertutup oleh mendung yang mulai datang. Aku pulang ke rumah dan kembali kuperiksa setiap sudut ruangan kamarku. Hasilnya tetap nihil. Kuingat kembali hari sebelumnya, jelas2 hari selasa aku bawa dan masukkan ke dalam tas.
Bersamaan dengan warna jingga yang terlukis di langit, dan mendung yang kian menghitam. setitik air mata jatuh di pipiku. Tak hanya setitik, ia diikuti oleh tetesan air mata yang terus keluar seusai solat asarku sore ini. Bukan karena kameraku yang hilang, bukan..
Aku sangat menyesal, mengapa tangan yang diciptakan Tuhan dengan sempurna ini tak sesuai dengan keinginan sang hati? menginfaqkan sedikit uang? memberikan sebungkus nasi yang biasa diberikan kepada orang kurang mampu yang biasa duduk di pinggir sungai kampus? memberikan sedikit receh kepada orang kurang mampu?
Perlahan, aku menyadari. Aku mengimani sekali lagi, semua yang ada di dunia ini bukanlah milikku. Aku juga mengikhlaskan dengan dokumentasi hasil skripsiku. Mungkin Tuhan ingin agar aku lebih rajin mengerjakan penelitian di laboratorium.
Hari mulai gelap. Empat sms masuk bertubi-tubi. mungkin indosat sedang trouble di daerahku. Pesan singkat dari seseorang bak malaikat memberitahu padaku, bahwa ia lupa memberitahuku jika kameraku ada di laboratorium sebelah. Entah siapa kemarin yang memakainya dan ditinggal begitu saja...
Sujud syukur kulakukan atas pertolongan yang telah Dia berikan. Ya, semua ini adalah rangkaian kehendak-Nya. Sebelum aku mendekatkan diri, sebelum aku menyadarinya, sebelum aku menangisi atas kesalahanku, Allah menunda untuk memberikan suatu yang begitu indah untuk kumengerti dalam hidup ini.
Alhamdulillah ya Allah...
tak lupa, aku menawarkan kepada orang itu untuk kutraktir makan..hehe ^^v
apakah aneh? ia kemudian menanyakan apakah aku sedang sehat??
terima kasih untuk kamu..
sedikit berbagi cerita lewat susunan kata menjadi sebuah kalimat yang kuketik untuk kalian..
Hari ini adalah hari rabu, 14 mei 2014. Pagi hari ketika aku akan berangkat kuliah, aku begitu panik. Barang yang kucari menghilang tanpa bekas. Kamera. Ya, kamera yang selama ini kugunakan untuk memotret isolat jamurku yang kelak akan menjadi bahasan dan rincian dari skripsiku(red:penelitian).
Hasil jepretan yg sedemikian rupa belum kupindahkan ke laptopku. Andai saja kau tau, tak semudah menelan ludah untuk mendapatkan jepretannya, sehingga ia (jamur Fusarium) tumbuh sempurna tanpa kontaminasi hingga memenuhi 1 petridish (tempat pembiakan).
#Penelitianku ini sudah berjalan kurang lebih 6 bulan.
Pagi itu, kuketikkan beberapa sms yg kusebar pada teman2ku yg biasa menghuni laboratorium tempat biasa aku melakukan penelitian. Tetapi jawaban mereka, nihil. Tak melihat kameraku. Bahkan kalaupun ada tertinggal tidak akan hilang. Temanku yg terakhir berada disitu dan membereskan ruangan tak melihatnya hingga malam hari.
Dengan langkah gontai aku terus mengelilingi setiap sudut laboratorium itu. Dalam hati, "apa aku harus memulainya lagi dari awal?"
Kalimat2 yg di ucapkan teman2 saat itu tak membuatku sedikit lebih tenang. Mungkin hanya senyuman dan candaan bersama teman2 yg kulakukan. meskipun, dalam hati aku sudah tak tau harus bagaimana lagi.
Dua hari sebelumnya, beberapa kali aku sempat melirik kotak infaq yang selalu ada di mushola. Tetapi tangan ini tak melakukan apa yang disampaikan hati kecilku ini.
Beberapa hari sebelum kejadian ini pun aku membaca ayat Al-Qur'an dengan artinya. Entah, ini suatu kebetulan atau apa, menjelaskan untuk selalu bersedekah. Bukankah semua yang di dunia ini adalah milik-Nya? Dan alangkah menyesal manusia nanti ketika ajal menjemputnya. Karena mereka telah menimbun harta mereka. Andai saja ia bersedekah saat masih hidup. Harta itu tak akan mereka bawa mati nanti.
Matahari perlahan mulai membenamkan diri. Cahaya jingganya sedikit redup tertutup oleh mendung yang mulai datang. Aku pulang ke rumah dan kembali kuperiksa setiap sudut ruangan kamarku. Hasilnya tetap nihil. Kuingat kembali hari sebelumnya, jelas2 hari selasa aku bawa dan masukkan ke dalam tas.
Bersamaan dengan warna jingga yang terlukis di langit, dan mendung yang kian menghitam. setitik air mata jatuh di pipiku. Tak hanya setitik, ia diikuti oleh tetesan air mata yang terus keluar seusai solat asarku sore ini. Bukan karena kameraku yang hilang, bukan..
Aku sangat menyesal, mengapa tangan yang diciptakan Tuhan dengan sempurna ini tak sesuai dengan keinginan sang hati? menginfaqkan sedikit uang? memberikan sebungkus nasi yang biasa diberikan kepada orang kurang mampu yang biasa duduk di pinggir sungai kampus? memberikan sedikit receh kepada orang kurang mampu?
Perlahan, aku menyadari. Aku mengimani sekali lagi, semua yang ada di dunia ini bukanlah milikku. Aku juga mengikhlaskan dengan dokumentasi hasil skripsiku. Mungkin Tuhan ingin agar aku lebih rajin mengerjakan penelitian di laboratorium.
Hari mulai gelap. Empat sms masuk bertubi-tubi. mungkin indosat sedang trouble di daerahku. Pesan singkat dari seseorang bak malaikat memberitahu padaku, bahwa ia lupa memberitahuku jika kameraku ada di laboratorium sebelah. Entah siapa kemarin yang memakainya dan ditinggal begitu saja...
Sujud syukur kulakukan atas pertolongan yang telah Dia berikan. Ya, semua ini adalah rangkaian kehendak-Nya. Sebelum aku mendekatkan diri, sebelum aku menyadarinya, sebelum aku menangisi atas kesalahanku, Allah menunda untuk memberikan suatu yang begitu indah untuk kumengerti dalam hidup ini.
Alhamdulillah ya Allah...
tak lupa, aku menawarkan kepada orang itu untuk kutraktir makan..hehe ^^v
apakah aneh? ia kemudian menanyakan apakah aku sedang sehat??
terima kasih untuk kamu..
Senin, 10 Maret 2014
nenek kenapa tertawa?
aku tinggal di kota pelajar yang tak jauh beberapa meter dari kota. hanya beberapa meter saja dari jalan raya yang merupakan jalan utama ramai lalu lalang kendaraan keluar masuk kota ini. Aku mempunyai seorang tetangga yang sudah bertahun-tahun ini selalu tak merespon senyuman termanisku (halah, padahal juga nggak ngemil gula pasir).
Wanita dewasa yang beranjak semakin tua, berkerudung hanya menatapku dengan matanya yang menyelidik (mungkin dipikir aku ingin mencuri hatinya: aigoo~). Hingga suatu hari semuanya berubah, bisa dikatakan ia mulai merespon sapaanku (kemajuan pesat nih!). Bahkan tepatnya hari ini, ketika pagi hari aku berangkat ke kampus naik bus kota. seperti biasa, aku menyapanya..dan..dia menghampiriku sambil membawa sapu lidinya..Oh Tuhan..jangan berpikir macam2 yaahh..
(N for nenek, M for me)
N : mbak, sampeyan ini kuliah dimana?
M : kuliah di UGM bu, (sambil senyum manis)
N : ambil berapa tingkat?
M : (sejenak aku berfikir, berapa tingkat? berapa strata kalik ya?), ambil S-1 bu
N : Lah ini udah sampe berapa?
M : (lagi-lagi mikir, mungkin maksudnya berapa semester kalik ya?), semester 8 bu# sambil nyengir.
N : hah?? 8 tahun??! kalo insinyur itu 7 tahun ya?
M : (WHAT??!! 8 tahun gue udah di DO dong bu!!), oh..maksud saya 4 tahun bu, ehmm iya, insinyur itu 7 tahun udah sama S-1
N : Trus, ini kurang berapa lama lagi biar wisuda?
M : (GLEEKKK!!! Mati!!) sebentar lagi. yaa 1 tahun bu
#sambil nelen ludah yang mungkin volumenya 1 ember, buu... ini nohok banget. Jangan bikin aku jadi galau lagi, aku udah berusaha pengen lulus agustus 2014 ini...
N : ohh, lhah sampeyan niki ambil kuliah apa?
M : pertanian bu, hehe..
N : HAHH? TANI THOO???EHEHEHEHEHEHEHE...WUAHAHHAHAHA
(#aduh aku lebay nggak sih nulis ketawanya?berasa tertawanya itu emang nggak berhenti2, dan ini dijadikan sebuah hal yang teramat lucu baginya)
tapi jujur, aku merasa sedang ditertawakan. Tapi inti permasalahannya adalah, mengapa ibu yang menjelang jadi nenek itu tertawa? tertawa karena apa? tertawa bahagia? tertawa mengejek?
sambil ngelus2 dada, sabar mon, positive thinking doong..mungkin bisa jadi ibunya itu senang, karena akhirnya ada tetangganya yang ternyata kelak jadi sarjana pertanian. Lalu, bahan makanan yang nanti dimasak akan berproduksi melimpah di Indonesia. Lalu, tidak ada lagi yang namanya impor ke negri kita Indonesia..dan aku katakan pada diriku,
AKU BANGGA KELAK JADI SARJANA PERTANIAN DI NEGARA INDONESIA..HAHAHAHA!!
Wanita dewasa yang beranjak semakin tua, berkerudung hanya menatapku dengan matanya yang menyelidik (mungkin dipikir aku ingin mencuri hatinya: aigoo~). Hingga suatu hari semuanya berubah, bisa dikatakan ia mulai merespon sapaanku (kemajuan pesat nih!). Bahkan tepatnya hari ini, ketika pagi hari aku berangkat ke kampus naik bus kota. seperti biasa, aku menyapanya..dan..dia menghampiriku sambil membawa sapu lidinya..Oh Tuhan..jangan berpikir macam2 yaahh..
(N for nenek, M for me)
N : mbak, sampeyan ini kuliah dimana?
M : kuliah di UGM bu, (sambil senyum manis)
N : ambil berapa tingkat?
M : (sejenak aku berfikir, berapa tingkat? berapa strata kalik ya?), ambil S-1 bu
N : Lah ini udah sampe berapa?
M : (lagi-lagi mikir, mungkin maksudnya berapa semester kalik ya?), semester 8 bu# sambil nyengir.
N : hah?? 8 tahun??! kalo insinyur itu 7 tahun ya?
M : (WHAT??!! 8 tahun gue udah di DO dong bu!!), oh..maksud saya 4 tahun bu, ehmm iya, insinyur itu 7 tahun udah sama S-1
N : Trus, ini kurang berapa lama lagi biar wisuda?
M : (GLEEKKK!!! Mati!!) sebentar lagi. yaa 1 tahun bu
#sambil nelen ludah yang mungkin volumenya 1 ember, buu... ini nohok banget. Jangan bikin aku jadi galau lagi, aku udah berusaha pengen lulus agustus 2014 ini...
N : ohh, lhah sampeyan niki ambil kuliah apa?
M : pertanian bu, hehe..
N : HAHH? TANI THOO???EHEHEHEHEHEHEHE...WUAHAHHAHAHA
(#aduh aku lebay nggak sih nulis ketawanya?berasa tertawanya itu emang nggak berhenti2, dan ini dijadikan sebuah hal yang teramat lucu baginya)
sambil ngelus2 dada, sabar mon, positive thinking doong..mungkin bisa jadi ibunya itu senang, karena akhirnya ada tetangganya yang ternyata kelak jadi sarjana pertanian. Lalu, bahan makanan yang nanti dimasak akan berproduksi melimpah di Indonesia. Lalu, tidak ada lagi yang namanya impor ke negri kita Indonesia..dan aku katakan pada diriku,
AKU BANGGA KELAK JADI SARJANA PERTANIAN DI NEGARA INDONESIA..HAHAHAHA!!
Minggu, 09 Maret 2014
Allah dan ciptaan-Nya
Dahulu aku bukanlah seorang yang penakut. Penakut dengan
hal-hal gaib. Karena dulu cara berpikirku masih realistis. Tak percaya dengan
hal-hal semacam itu. Apalagi sejak kecil, setiap hari aku rajin berangkat TPA
hingga aku beranjak memasuki masa remaja. Sepemahamanku saat itu, hal-hal yang
tak dapat dilihat dengan mata tak mungkin bisa menyentuh atau menyaktiku. Lagipula,
kata pak guru dan bu guru, mereka takut dengan orang-orang yang beriman dan
rajin mengaji. So, what?
Seiring berjalannya waktu, aku semakin mendalami agamaku. Agama
Islam. Bahwa dalam Al-Qur’an pun hal gaib memang ada. Yah, aku sudah tahu itu. Lalu,
mungkin aku juga pernah menonton film horor. Penampakan tak layak atau
mengerikan pernah sekali dua kali aku lihat. Sejak saat itu, rasa takutku mulai
muncul. Apalagi pak guru atau bu guru yang berkata bahwa orang yang beriman dan
rajin mengaji tidak akan diganggu oleh mereka. Tetapi semuanya berbalik. Memang
aku tak diganggu. Tetapi kenapa aku merasa terganggu dengan keadaannya?
Perasaan takutku mulai muncul. Bulu kudukku sering berdiri
ketika aku berada di tempat-tempat yang bisa dikatakan horor alias angker. Fikiran
manusia itu terkadang selalu ingin tahu. Sesuatu yang memang tak pantas untuk
dilihat, kenapa ia justru ingin melihat? Meskipun ia tahu, pemandangan itu
sungguh sangat tak nyaman. Perasaan cemas dan khawatir sering menghampiriku, “Apa
ya itu? Aduh, aku takut. Jangan-jangan..”. yeay, terkadang begitu.
Seperti yang aku katakan sebelumnya, seseorang hidup di
dunia ini adalah untuk terus mendalami dan memahami agamanya sebagai pegangan
hidup. Beberapa kali aku pernah membaca, bahwa dalam ayat Al-Qur’an disebutkan
bahwa kisah nabi Adam yang diturunkan dari surga ke bumi adalah dikarenakan
bisikan jin. Ketika semua makhluk diperintahkan Allah SWT untuk tunduk kepada
Adam, semuanya tunduk kecuali jin. Hingga suatu hari jin memohon untuk menggoda
manusia selama ada di bumi. Dalam hal
ini aku mulai memahami, makhluk gaib yang selama ini kita takuti adalah
perbuatan jin. Hantu itu adalah jin. Setan adalah sifatnya. Seringkali kita
terbalik-balik.
Apa visi misi mereka? Tentu saja untuk menggoyahkan
pendirian manusia. Kenapa mesti kita takut pada hantu/ jin? Sedangkan ia hanya
terbuat dari api, yang kelak di hari akhir nanti ia akan ditempatkan di neraka.
Sejak itu, perasaan takutku mulai memudar. Meski terkadang
hal itu sering muncul. Contohnya saja, kemarin, saat aku pulang dari Jember
untuk PKL. Rumah aku tinggal selama 1 bulan. Belum lagi terguyur oleh abu
vulkanik dari gunung kelud yang meletus pada tanggal 10 Februari 2014 , tentu
saja sangat kotor dan berdebu. Konon katanya rumah yang ditinggal lama lebih
dari 3 hari akan ditempati hantu. Horor bukan? Dan saat aku datang, hawa tak
enak sering kurasakan.
Ceklek.. saat itu pintu aku buka, dan salam aku ucapkan
meski tak ada orang di dalam rumah. Tentu saja malaikat maupun penunggu rumah
akan menyahutnya. Entah itu benar atau tidak. Satu hal lagi, suatu kebiasaan
bagiku, mungkin terdengar sedikit gila dan konyol. Setiap aku akan pergi dari
rumah untuk jangka waktu lebih dari 3 hari, sering aku berbicara pada diri
sendiri atau berbisik sebelum menutup pintu untuk pergi. “Aku pergi dulu ya,
aku nitip rumah, tolong dijaga baik-baik, Assalamu’alaikum”. Begitu aku
ucapkan. Karena aku percaya, makhluk apapun yang ada di rumahku, baik ataupun
buruk dia akan menjaganya.
Hawa tak enak, karena tak adanya bau manusia(red:begitu
mereka katakan), kuusir dengan menyetel mp3 surat Al-Baqarah. Pernah aku
membaca, bahwa rumah mereka hampir setiap hari rumahnya berisik, dikarenakan
suara-suara “tak jelas” dan merekapun dianjurkan untuk rumahnya dibacakan surat
Al-Baqarah hampir setiap hari, maka penghuni yang lain akan berubah jadi baik. Aku
kembali lagi pada prinsipku, di dunia ini aku hanya sementara. Tak perlu ada
yang kutakutkan selain penciptaku. Selama aku selalu beribadah dan percaya pada
Allah, insya Allah aku selalu dalam lindungan-Nya.
Di dunia ini manusia diciptakan sementara saja. Andai kau
tahu, suatu hari nanti, bahwa waktu di dunia itu benar-benar singkat. Waktu yang
singkat, mungkin seringkali kita remehkan. Kita tak tahu kapan ajal akan
menjemput. Sedangkan perasaan iri hati dan dengki sering tak kita sadari ada
dalam diri kita. Sikap kita yang seringkali mengeluh dan lupa bersyukur atau
bahkan menuntut ini dan itu sering pula terjadi.
Contohnya saja, beberapa kali aku terlupa dengan keadaanku. Perasaan iri dan menuntut kepada sang Pencipta terkadang aku ucapkan. Yeay, i got an illness: something trouble with my head. I said, why i can’t to be like them? Dan seseorang berkata padaku, apakah bahagia harus seperti mereka? Jika iya, maka kubilang SALAH BESAR! Kenapa? Karena bahagia yang sesungguhnya adalah Allah ridho dengan apa yg kamu lakukan, kenapa lagi-lagi harus menghujat qadha Allah?
Perlahan aku menyadari, sesuatu yang diberikan Allah
kepadaku adalah tanda kebesaran-Nya. Yah, semua hanya masalah sudut pandang.
Allah memberikan ini semua kepadaku mungkin agar aku selalu ingat kepada –Nya. Agar
aku jga selalu bersyukur kepada-Nya, sebagai penggugur dosa..
Pernah kukatakan pada seseorang, “Maaf ya, aku jadi
merepotkanmu”.
“Sudahlah! Ini semua kita juga tak pernah meminta, tak ada
seorang pun yang meminta kepada Allah agar diturunkan sebuah penyakit
kepadanya.”
Sejenak aku tertegun, yaa.. memang tak ada yang pernah
meminta ini semua. Bahkan rejeki sekalipun sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ingat kisah nabi Ayub a.s? beliau juga sakit keras, semua
orang menjauhinya, tidak terkecuali istri tercintanya. Tetapi beliau tetap
sabar dan ikhlas, hingga suatu kali untuk menghibur dirinya, ketika ia mendapati
uret-uret yang menyerang tubuhnya berjatuhan, kemudian ia mengambilnya lagi dan
menaruh kembali pada tubuhnya. Sambil berkata “ Ini jatah makanmu”.
Bukankah ia bisa membuang uret itu? Ya, bisa. Bukankah ia
bisa mengutuk Allah atas musibahnya ini? Ya, bisa. Namun ia tidak takut ketika
semua orang menjauh, yang ia tahu hanyalah penyakit itu datngnya dari Allah dan
Allah pula yang mengangkatnya jika Dia berkenan. Jadi dalam hal ini, seorang
manusia pilihan Allah pun adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk
kepada Penciptanya. Karena tak ada daya untuk mengubahnya, hanya usaha dan doa
yang terus kita lakukan. Sekali lagi kita akan kembali mengingat, bahwa di
dunia ini kita hanya sejenak, dan semuanya dari Allah semata. Apapun yang
diberikan Allah kepada kita, harus kita syukuri. Tetaplah tersenyum meskipun kita
harus menangis dalam senyuman.
Tak ada yang lebih indah selain rasa syukur dan ikhlas atas
apa yang Allah berikan kepada kita. Sesulit apapun keadaan kita, akan terasa
lebih mudah dan mera lebih bahagia..
Ingat, syukur adalah KATA KERJA, bukan KATA SIFAT!!!
Minggu, 16 Februari 2014
JEMBER-LUMAJANG
14 Februari 2014
05.23 am
"Monik, gimana di jember? kena hujan abu/gempa nggak?"
05.59 am
"mon, gimana kabar disana? kamu baik-baik aja?"
06.03am
"mbah, kondisi daerah timur apa kabar?"
ini pada sms apaan sih? hujan abu apaan? gempa apaan? sms bertubi dan lain-lain msuk ke inbox buat nanyain kabar di jember. beberapa menit masih bingung, sedangkan aku udah siap pakai baju senam yang bentar lagi jam setengah 8 bakalan mulai. senam aerobik yang diadakan kantor puslitkoka setiap hari jumat.
baru tahu info kalo gunung kelud yang meletus. katanya sih suara gemuruh sampe kdengeran jogja, solo.
jember? baik2 aja. cerah benderang, segar.
mendadak khawatir juga sama keadaan di jogja. apa kabar keluargaku, apa kabar tanaman cabaiku yg baru aja perdana ngehasilin cabainya waktu kutinggal pergi ke jember. apa kabar mawarku yang tiap hari menguncup? apa kabar bunga2 kecubungku yg bergantungan di atas. huah.. rasanya pengen pulang ke Jogja.. belum lagi ditambah temen2 yg crita kalo abu sampai setebal 30 cm (lebay bgt nggak sih?). atau ditambah temen2 yg crita nyapu tiap 5 menit sekali aja nggak bersih2. apa jadinya rumahku. trus belum lagi ditambah liet foto2 yg di upload temen2.. ngeri juga lietnya,
Ngeliet fotonya sempet mikir, ini hujan abu atau di jogja turun salju ya? berasa keren aja kalo turun salju di jogja..hahaha
Ya Alloh, berikan hujan yang deras di daerah jogja sana.. entah apa kabar hari ini disana.
17 februari 2014
tanggal 14 feb sore sengaja pergi ke lumajang sendirian. karena salah satu teman kampusku nikah. dari tempat kos dianterin sama temenku, sama pacarnya. bonceng tiga pake motor beat. udah deh, nggak tau gimana sempit2nya sampe perempatan mangli, dilanjut naik "lyn" (semacam angkot, orang jember bilang lyn, tapi aku sendiri masih bingung. darimana asal kata itu didapatkan. yang ada di jogja itu tetep aja namanya angkot!), menuju terminal tawang alun. jujur aja, aku baru pertama kali jalan sendirian di daerah jawa timur. ngikut ajalah..intinya pergi ke arah lumajang.
2 jam berikutnya baru sampai terminal wonorejo. buset ini lama bener! ternyata lewat jalan selatan, lwat kencong segala. entah mana itu.
Belum selesai perjalananku, masih naik becak sampai lokasi akad nikah temen. becaknya aneh! aku justru nggak ngira itu adalah sebuah becak. so simple!
sampai rumah mempelai, aku pikir bakalan ada temnenku. ternyata nggak! akhirnya esok hari temen2ku dari jogja pada datang. senengnya bukan main. gimana nggak. rasanya itu udah kayak keluarga sendiri.
hari H tanggal 16 feb, segala macam prosesi dan adat dilakukan. dan baru kelar jam 8 malam!
pikiranku masih kacau lagi. gimana cara aku balik ke jember? ngikut temen2 yg pada naek mobil sewa travel ke terminal, dilanjut naik bus ke jember. trus naek ojek sampe jenggawah!
aku ditolak! nggak ada yang ngebolehin pulang malem2 begini. alesannya aku yg cewek lah! itu bukan wilayahku lah! besok pagi subuh aja! aku boleh numpang tapi diangkut sampai jogja!
matilah aku! jadi keinget lagi...rasanya pengen pulaaaaaaaaaannngggg!!!
disisi lain besok senin pada raker, 3 hari ke depan pula. tapi hari selasa harus pengamatan di kebun. bisa kacau penelitian nya ntar..
akhirnya tetep stay di lumajang. dan disuruh pindah kamar. kamar yg lebih dekat dengan rumah keluarganya temenku. kamarnya mas nya.. pertama kali masuk.
aku hampir nggak bisa nafas. nggak kuat.
banyak gantungan baju dimana2, sumpek, dan..
lalu..kusemprot parfum ke semua sudut kamar. tapi..semua tak bertahan lama..
pintu dibuka lebar tetap saja angin segar belum menggantikan..
nikmat Tuhan pun datang, kamar yg lebih nyaman malam itu kutempati.
pagi, jam 5 baru bangun. sengaja telat berangkat kantor.
dari lumajang jam setengah 6, diantar ke terminal wonorejo, turun tawang alun naek ojek ke lokasi kos. "berapa pak ojek? jenggawah ke arah puslitkoka?
"50 ribu",ucap supir ojek.
"Haahhh???",ucapku sambil teriak.#jadinyadaragaklebay
Dipikir aku ini macam orang kaya(amin ya Alloh)? dipikir aku ini turis? Nggak tanggung2 ini bapak minta harga segitu, kenapa nggak sekalian minta harga 100 ribu? mending juga gue ngesot pak.. #nggak ding, nggak mungkin
"25 ribu ya pak"
"ya udah 30 ribu"
malas aku berdebat sama orang, itung2 sedekah. udah capek, udah jam 7 juga (dipikir masuk kantor jam berapa gitu).
Berangkat dari kos jam 8, ckckck... untung aja nggak ada cap jempol trus mesinnya bilang "thank you", dan gajiku dipotong sekian persen..
Belum sampai di akhir, motor matic temen yg sengaja ditinggal di kos aku panasin. ada perasaan "beli bensin nggak ya? ahh masih cukup", tepat di dekat kebun renteng kecepatan motor dari 50km/jam tiba2 makin turun..dan..
det..det...det....
Ya Alloh jangan mati dulu, bentar lagi sampai..rasanya udah mau nangis.. karna belum sarapan masa udah disuruh nuntun motor?
dan MATI!!!
pasrah, mau gimana lagi? tuntun lah tuh motor buat minggir..
clingak clinguk kayak orang ilang nyari orang jual bensin.
kondisi mendesak, kepepet, pikiran justru jadi cemerlang. ide2 bagus dateng aja nggak tanggung2. Pertolongan Tuhan lagi2 dateng, dan setiap 1 kesulitan ada 2 kemudahan!
10 meter dari situ ada perumahan yg juga kepunyaan ibu kos,kayak rumah dinas dari PTPN 12. Dua rumah sebelumnya juga ada yg jual bensin..
semangat '45 kembali membara..
tepat sampai kantor pukul 9. taruh tas, langsung pergi lagi. kemana? cari sarapan yg murah di tengah hutan. (bodo amatlah, yang penting perut keisi dulu).
cari sarapan di salah satu kantin di puslitkoka dg harga kantong mahasiswa, emm anak SD malah. seporsi piring lengkap dengan menunya harga 3 ribu! hedehh!! murah bener! kantin ini emang agak jauh dari kantor. 7 menitlah naek motor. dan baru aja dibuka.. sekitar desember lalu... CSR namanya (nggak tau kepanjangannya apaan)
seharian di kantor nggak ada kerjaan, untung ada wifi..huhuu.
setel aja musik kenceng. jujur aku nggak suka suara2 nggak jelas di lab! Bah!! nyebelin,
berharap hari segera berganti dan... jogja..aku pulang!!
05.23 am
"Monik, gimana di jember? kena hujan abu/gempa nggak?"
05.59 am
"mon, gimana kabar disana? kamu baik-baik aja?"
06.03am
"mbah, kondisi daerah timur apa kabar?"
ini pada sms apaan sih? hujan abu apaan? gempa apaan? sms bertubi dan lain-lain msuk ke inbox buat nanyain kabar di jember. beberapa menit masih bingung, sedangkan aku udah siap pakai baju senam yang bentar lagi jam setengah 8 bakalan mulai. senam aerobik yang diadakan kantor puslitkoka setiap hari jumat.
baru tahu info kalo gunung kelud yang meletus. katanya sih suara gemuruh sampe kdengeran jogja, solo.
jember? baik2 aja. cerah benderang, segar.
mendadak khawatir juga sama keadaan di jogja. apa kabar keluargaku, apa kabar tanaman cabaiku yg baru aja perdana ngehasilin cabainya waktu kutinggal pergi ke jember. apa kabar mawarku yang tiap hari menguncup? apa kabar bunga2 kecubungku yg bergantungan di atas. huah.. rasanya pengen pulang ke Jogja.. belum lagi ditambah temen2 yg crita kalo abu sampai setebal 30 cm (lebay bgt nggak sih?). atau ditambah temen2 yg crita nyapu tiap 5 menit sekali aja nggak bersih2. apa jadinya rumahku. trus belum lagi ditambah liet foto2 yg di upload temen2.. ngeri juga lietnya,
Ya Alloh, berikan hujan yang deras di daerah jogja sana.. entah apa kabar hari ini disana.
17 februari 2014
tanggal 14 feb sore sengaja pergi ke lumajang sendirian. karena salah satu teman kampusku nikah. dari tempat kos dianterin sama temenku, sama pacarnya. bonceng tiga pake motor beat. udah deh, nggak tau gimana sempit2nya sampe perempatan mangli, dilanjut naik "lyn" (semacam angkot, orang jember bilang lyn, tapi aku sendiri masih bingung. darimana asal kata itu didapatkan. yang ada di jogja itu tetep aja namanya angkot!), menuju terminal tawang alun. jujur aja, aku baru pertama kali jalan sendirian di daerah jawa timur. ngikut ajalah..intinya pergi ke arah lumajang.
2 jam berikutnya baru sampai terminal wonorejo. buset ini lama bener! ternyata lewat jalan selatan, lwat kencong segala. entah mana itu.
Belum selesai perjalananku, masih naik becak sampai lokasi akad nikah temen. becaknya aneh! aku justru nggak ngira itu adalah sebuah becak. so simple!
hari H tanggal 16 feb, segala macam prosesi dan adat dilakukan. dan baru kelar jam 8 malam!
pikiranku masih kacau lagi. gimana cara aku balik ke jember? ngikut temen2 yg pada naek mobil sewa travel ke terminal, dilanjut naik bus ke jember. trus naek ojek sampe jenggawah!
aku ditolak! nggak ada yang ngebolehin pulang malem2 begini. alesannya aku yg cewek lah! itu bukan wilayahku lah! besok pagi subuh aja! aku boleh numpang tapi diangkut sampai jogja!
matilah aku! jadi keinget lagi...rasanya pengen pulaaaaaaaaaannngggg!!!
disisi lain besok senin pada raker, 3 hari ke depan pula. tapi hari selasa harus pengamatan di kebun. bisa kacau penelitian nya ntar..
akhirnya tetep stay di lumajang. dan disuruh pindah kamar. kamar yg lebih dekat dengan rumah keluarganya temenku. kamarnya mas nya.. pertama kali masuk.
aku hampir nggak bisa nafas. nggak kuat.
banyak gantungan baju dimana2, sumpek, dan..
lalu..kusemprot parfum ke semua sudut kamar. tapi..semua tak bertahan lama..
pintu dibuka lebar tetap saja angin segar belum menggantikan..
nikmat Tuhan pun datang, kamar yg lebih nyaman malam itu kutempati.
pagi, jam 5 baru bangun. sengaja telat berangkat kantor.
dari lumajang jam setengah 6, diantar ke terminal wonorejo, turun tawang alun naek ojek ke lokasi kos. "berapa pak ojek? jenggawah ke arah puslitkoka?
"50 ribu",ucap supir ojek.
"Haahhh???",ucapku sambil teriak.#jadinyadaragaklebay
Dipikir aku ini macam orang kaya(amin ya Alloh)? dipikir aku ini turis? Nggak tanggung2 ini bapak minta harga segitu, kenapa nggak sekalian minta harga 100 ribu? mending juga gue ngesot pak.. #nggak ding, nggak mungkin
"25 ribu ya pak"
"ya udah 30 ribu"
malas aku berdebat sama orang, itung2 sedekah. udah capek, udah jam 7 juga (dipikir masuk kantor jam berapa gitu).
Berangkat dari kos jam 8, ckckck... untung aja nggak ada cap jempol trus mesinnya bilang "thank you", dan gajiku dipotong sekian persen..
Belum sampai di akhir, motor matic temen yg sengaja ditinggal di kos aku panasin. ada perasaan "beli bensin nggak ya? ahh masih cukup", tepat di dekat kebun renteng kecepatan motor dari 50km/jam tiba2 makin turun..dan..
det..det...det....
Ya Alloh jangan mati dulu, bentar lagi sampai..rasanya udah mau nangis.. karna belum sarapan masa udah disuruh nuntun motor?
dan MATI!!!
pasrah, mau gimana lagi? tuntun lah tuh motor buat minggir..
clingak clinguk kayak orang ilang nyari orang jual bensin.
kondisi mendesak, kepepet, pikiran justru jadi cemerlang. ide2 bagus dateng aja nggak tanggung2. Pertolongan Tuhan lagi2 dateng, dan setiap 1 kesulitan ada 2 kemudahan!
10 meter dari situ ada perumahan yg juga kepunyaan ibu kos,kayak rumah dinas dari PTPN 12. Dua rumah sebelumnya juga ada yg jual bensin..
semangat '45 kembali membara..
tepat sampai kantor pukul 9. taruh tas, langsung pergi lagi. kemana? cari sarapan yg murah di tengah hutan. (bodo amatlah, yang penting perut keisi dulu).
cari sarapan di salah satu kantin di puslitkoka dg harga kantong mahasiswa, emm anak SD malah. seporsi piring lengkap dengan menunya harga 3 ribu! hedehh!! murah bener! kantin ini emang agak jauh dari kantor. 7 menitlah naek motor. dan baru aja dibuka.. sekitar desember lalu... CSR namanya (nggak tau kepanjangannya apaan)
seharian di kantor nggak ada kerjaan, untung ada wifi..huhuu.
setel aja musik kenceng. jujur aku nggak suka suara2 nggak jelas di lab! Bah!! nyebelin,
berharap hari segera berganti dan... jogja..aku pulang!!
Senin, 13 Januari 2014
bersedekah membuatmu kaya (2)
"ALL YOU CAN EAT. PAY AS YOU WISHES"
pernahkah kamu baca slogan itu di negara Indonesia. hahahaa... bakalan rugi tuh restaurant kalo berdiri di Indonesia.
percaya atau gak nih teman...
salah satu restaurant bernama "Der Wiener Deewan" di negara Austria, membangun restaurant pakistani food dengan slogan tersebut.
pemiliknya adalah seorang muslim, bernama Natalie. Yang datang berkunjung pun tak hanya orang-orang muslim. Tapi juga non-muslim. Tentunya makanan yang disajikan halal!
tak tanggung-tanggung, makanannya bukan ecek-ecek. tapi porsi-porsi besar berupa kari, gulai daging sapi dengan porsi-porsi besar.
Aku nggak bisa bayangin, kalau saja hal tersebut ada di negara kita Indonesia.
dan dari hal tersebut, darimana coba ada prinsip ekonomi? Who knows?
Semua berawal dari niatnya untuk bersedekah. Bersedekah yang membuatnya justru kaya. Uang terus mengalir, meskipun ia tidak mematok harga makanan yang disajikan. pelayanannyapun juga sangat memuaskan.
Aku sungguh tercengang melihat hal semacam ini, tak lain karena kejujuran dan keikhlasan lah dijunjung tinggi oleh sang pemiliknya. terkadang tip mengalir lebih banyak, untuk sekedar menghargai betapa beraninya sang pemilik membangun restaurant ini. restoran pakistan ini benar-benar memutar balikkan konsep bisnis di dunia.
"Konsep ikhlas memberi dan menerima. Take and give. Natalie Deewan percaya bahwa sisi terindah dari manusia yang sesungguhnya adalah kedermawanan"
see?? sebuah restoran ini sudah berdiri sejak 2003!!
Subhanallah..
pernahkah kamu baca slogan itu di negara Indonesia. hahahaa... bakalan rugi tuh restaurant kalo berdiri di Indonesia.
percaya atau gak nih teman...
salah satu restaurant bernama "Der Wiener Deewan" di negara Austria, membangun restaurant pakistani food dengan slogan tersebut.
pemiliknya adalah seorang muslim, bernama Natalie. Yang datang berkunjung pun tak hanya orang-orang muslim. Tapi juga non-muslim. Tentunya makanan yang disajikan halal!
tak tanggung-tanggung, makanannya bukan ecek-ecek. tapi porsi-porsi besar berupa kari, gulai daging sapi dengan porsi-porsi besar.
Aku nggak bisa bayangin, kalau saja hal tersebut ada di negara kita Indonesia.
dan dari hal tersebut, darimana coba ada prinsip ekonomi? Who knows?
Semua berawal dari niatnya untuk bersedekah. Bersedekah yang membuatnya justru kaya. Uang terus mengalir, meskipun ia tidak mematok harga makanan yang disajikan. pelayanannyapun juga sangat memuaskan.
"Konsep ikhlas memberi dan menerima. Take and give. Natalie Deewan percaya bahwa sisi terindah dari manusia yang sesungguhnya adalah kedermawanan"
see?? sebuah restoran ini sudah berdiri sejak 2003!!
Subhanallah..
Minggu, 12 Januari 2014
Bersedekah membuatmu kaya (1)
"lek, aku oleh nunut ora?" (mas, aku boleh numpang nggak?)
"nengdi?"(kemana?)
"neng kono kae lho" (kesana itu lho), sambil melirikkan arah matanya ke lampu merah selanjutnya.
sang kernet pun mengiyakan kepada seorang bocah lelaki itu masuk ke dalam bus antar desanya. Seorang lelaki dengan tinggi 150cm, berkulit hitam, dengan rambut cepak, dan muka yang sangat tirus itu membuat siapa saja terus mengamatinya dari ujung sampai bawah. Bukan karena cara bicaranya, tetapi kulitnya yang begitu udik dan sangat kering, dan proporsi tbuhnya yang benar-benar seperti orang busung lapar.
ia yang masuk dan berjalan di depanku, membuatku menahan nafas ketika ia melewatku. sungguh tak sopan diriku melakukan hal itu. aku hanya tak ingin mencium baunya, karena dari pakaiannya saja sudah begitu kumal. pasti dia orangnya jarang mandi dan oenuh kuman.
Astagfirullah...
semua mata terus mengawasinya hingga ia mengambil tempat duduk paling belakang di bagian bus tersebut. dengan menyeruput es cendol yang ada di genggamannya, tak sedikitpun ia menampakkan wajah sedihnya.
sebungkus nasi lengkap dengan lauk tempe goreng, ikan tongkol dan cah sawi ada di genggamanku. otakku terus berfikir antara kebimbangan yang tak tentu. apakah sebungkus nasi ini kuberikan saja padanya? Ah, dia sudah bawa es cendol lengkap dengan tas kresek isi nasi sepertinya. Lagipula nasi ini kan akan kuberikan pada pengemis yang ada di pinggir jalan itu.
Bus pun berhenti di lampu merah, tepat diriku harus berganti jalur mwnuju kampusku.
jreeenng...
hemm...lagi-lagi seorang pengamen sudah ada di dalam bus kota yang aku tumpangi. tempat duduk sebelah kanan, nomer 5 dari depan menjadi tempat peristirahatanku untuk menikmati perjalanan 20 menit pagi ini sampai tempat tujuan.
angin pagi yang sudah penuh asap berhembus dari pintu belakang bus sebelah kiriku. seorang penumpang berpakaian warna coklat sempat mencuri perhatianku padanya. dengan seenaknya ia duduk di bagian pojok belakang bus tersebut. tak lain, dia adalah bocah lelaki yang sangat tirus tadi.
Lagi-lagi aku kembali bimbang, apakah nasi ini kuberikan saja padanya? tetapi bagaimana caranya? aku berusaha terus tak menggubris dirinya yang seolah tak membutuhkan rasa iba dari siapapun. sudah kuputuskan, aku tak ingin lagi memperhatikannya atau merasa kasihan padanya.
mungkin belum rejekinya.
seorang pengemis di pinggir jalan yang selalu kulihat di pagi hari suadh menanti belas kasih kepada siapapun orang yang lewat di depannya. dahulu aku berfikir, sungguh pengemis=pengemis itu apakah tak ada pekerjaan lain selain meminta-minta dan menunggu belas kasih dari orang-orang? aku pun begitu keras untuk tak sedikitpun memperhatikannya, apalagi memberinya sedikit uang receh.
"nanti kebiasaan tu para pengemis, nggak mau kerja", begitu kufikir.
tetapi semuanya berubah. ketika kusadari, bahwa sebagai seorang muslim tak seharusnya membiarkan ilmu keislamanku tak berkembang sedikitpun. kembali kubuka kumpulan buku yang ada di rak ruang tamu yang sudah berdebu. ensiklopedi nabi Muhammad SAW.
sudah hampir 5 tahun buku itu tak pernah kusentuh. mamaku yang sengaja membelikannya untukku dan adikku. sungguh, aku baru menyadari bahwa istri nabi Muhammad itu ada 11 atau bahkan ada yang mengatakan 12 orang. hal tersebut sempat membuatku tercengang. Kemana saja aku selama ini, karena yang aku tahu hanya 4 orang istri Rasul. itupun aku hanya tahu 2 orang, Khadijah dan Aisyah.
Salah seorang istri Rasul yang ke-7 bernama Zainab binti Jahsy memiliki sifat yang sangat dermawan. berikut salah satu kisahnya...
setelah membaca hal itu, membutaku tersadarkan. Kita sesama makhluk Tuhan di dunia, tak sewajarnya berbahagia di atas penderitaan orang yang ternyata saudara kita masih ada yang kelaparan. berikanlah mereka makanan seperti apa yang kita makan. dan semua itu kembali lagi pada niat kita, mendapat ridha-Nya.
Bukan melihat dari, "ahh dia sudah banyak menerima uang dari orang-orang yang lewat ada di depannya". Atau "ahh dia nanti jadi kebiasaan"
tetapi semuanya kembali dari hati kita, bersedekahlah kalian baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, Seperti pada Q.S.2:274
cerita ini aku buat tanpa mengurangi esensi yang ada di dalamnya..
"nengdi?"(kemana?)
"neng kono kae lho" (kesana itu lho), sambil melirikkan arah matanya ke lampu merah selanjutnya.
sang kernet pun mengiyakan kepada seorang bocah lelaki itu masuk ke dalam bus antar desanya. Seorang lelaki dengan tinggi 150cm, berkulit hitam, dengan rambut cepak, dan muka yang sangat tirus itu membuat siapa saja terus mengamatinya dari ujung sampai bawah. Bukan karena cara bicaranya, tetapi kulitnya yang begitu udik dan sangat kering, dan proporsi tbuhnya yang benar-benar seperti orang busung lapar.
ia yang masuk dan berjalan di depanku, membuatku menahan nafas ketika ia melewatku. sungguh tak sopan diriku melakukan hal itu. aku hanya tak ingin mencium baunya, karena dari pakaiannya saja sudah begitu kumal. pasti dia orangnya jarang mandi dan oenuh kuman.
Astagfirullah...
semua mata terus mengawasinya hingga ia mengambil tempat duduk paling belakang di bagian bus tersebut. dengan menyeruput es cendol yang ada di genggamannya, tak sedikitpun ia menampakkan wajah sedihnya.
sebungkus nasi lengkap dengan lauk tempe goreng, ikan tongkol dan cah sawi ada di genggamanku. otakku terus berfikir antara kebimbangan yang tak tentu. apakah sebungkus nasi ini kuberikan saja padanya? Ah, dia sudah bawa es cendol lengkap dengan tas kresek isi nasi sepertinya. Lagipula nasi ini kan akan kuberikan pada pengemis yang ada di pinggir jalan itu.
Bus pun berhenti di lampu merah, tepat diriku harus berganti jalur mwnuju kampusku.
jreeenng...
hemm...lagi-lagi seorang pengamen sudah ada di dalam bus kota yang aku tumpangi. tempat duduk sebelah kanan, nomer 5 dari depan menjadi tempat peristirahatanku untuk menikmati perjalanan 20 menit pagi ini sampai tempat tujuan.
angin pagi yang sudah penuh asap berhembus dari pintu belakang bus sebelah kiriku. seorang penumpang berpakaian warna coklat sempat mencuri perhatianku padanya. dengan seenaknya ia duduk di bagian pojok belakang bus tersebut. tak lain, dia adalah bocah lelaki yang sangat tirus tadi.
Lagi-lagi aku kembali bimbang, apakah nasi ini kuberikan saja padanya? tetapi bagaimana caranya? aku berusaha terus tak menggubris dirinya yang seolah tak membutuhkan rasa iba dari siapapun. sudah kuputuskan, aku tak ingin lagi memperhatikannya atau merasa kasihan padanya.
seorang pengemis di pinggir jalan yang selalu kulihat di pagi hari suadh menanti belas kasih kepada siapapun orang yang lewat di depannya. dahulu aku berfikir, sungguh pengemis=pengemis itu apakah tak ada pekerjaan lain selain meminta-minta dan menunggu belas kasih dari orang-orang? aku pun begitu keras untuk tak sedikitpun memperhatikannya, apalagi memberinya sedikit uang receh.
"nanti kebiasaan tu para pengemis, nggak mau kerja", begitu kufikir.
tetapi semuanya berubah. ketika kusadari, bahwa sebagai seorang muslim tak seharusnya membiarkan ilmu keislamanku tak berkembang sedikitpun. kembali kubuka kumpulan buku yang ada di rak ruang tamu yang sudah berdebu. ensiklopedi nabi Muhammad SAW.
sudah hampir 5 tahun buku itu tak pernah kusentuh. mamaku yang sengaja membelikannya untukku dan adikku. sungguh, aku baru menyadari bahwa istri nabi Muhammad itu ada 11 atau bahkan ada yang mengatakan 12 orang. hal tersebut sempat membuatku tercengang. Kemana saja aku selama ini, karena yang aku tahu hanya 4 orang istri Rasul. itupun aku hanya tahu 2 orang, Khadijah dan Aisyah.
Salah seorang istri Rasul yang ke-7 bernama Zainab binti Jahsy memiliki sifat yang sangat dermawan. berikut salah satu kisahnya...
Setelah Rasulullah wafat, Zainab konsisten untuk tetap tinggal di rumahnya untuk beribadah kepada Allah.
Dia mengalami masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Khalifah Umar bin Al-Khatthab., Umar kerap memberikan tunjangan hidup kepada setiap istri Rasulullah sebanyak dua belas ribu Dirham.
Ketika Ummul Mukminin Zainab menerima tunjangan itu dari Umar, dia tidak menyisakan satu Dirham pun untuk dirinya. Dia menginfakkannya secara keseluruhan kepada kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Suatu ketika Umar bin Al-Khatthab mengirimkan kepadanya harta dalam jumlah banyak.
Zainab lalu berkata, “Semoga Allah mengampuni Umar. Ummahatul Mukminin selain aku, lebih dermawan dalam membagi-bagikan harta ini.”
Dikatakan kepadanya, “Semua harta ini untukmu.”
Zainab kemudian berkata, “Mahasuci Allah Yang Maha Agung.”
Dia lalu menutupi harta itu dengan sebuah kain.
Dia berkata, “Bungkuslah dengan kain.”
Dia lalu menyuruh Barzah binti Rafi’, sembari berkata, “Wahai Barzah, masukkan tanganmu, lalu ambillah segenggam darinya dan bawalah kepada Fulan, kemudian kepada Bani Fulan.”
Zainab kemudian menyebutkan orang-orang dari kerabatnya, anak-anak yatim yang dikenalnya, dan orang-orang miskin.
Barzah binti Rafi’ berkata, “Semoga Allah mengampuni dosamu, wahai Ummul Mukminin. Demi Allah sesungguhnya kita memiliki hak dalam dirham-dirham itu.”
Zainab berkata, “Apa yang ada di bawah kain itu adalah milik kalian.”
Barzah berkata, “Kami lalu menghitung harta itu dan kami mendapatkannya sejumlah 1285 Dirham.”
Zainab kemudian mengangkat tangannya ke langit dan berkata, “Ya Allah, semoga aku tidak lagi mendapatkan pemberian Umar setelah tahun ini.”
Allah mengabulkan doa kezuhudannya, dan dia pun wafat pada tahun itu.
setelah membaca hal itu, membutaku tersadarkan. Kita sesama makhluk Tuhan di dunia, tak sewajarnya berbahagia di atas penderitaan orang yang ternyata saudara kita masih ada yang kelaparan. berikanlah mereka makanan seperti apa yang kita makan. dan semua itu kembali lagi pada niat kita, mendapat ridha-Nya.
Bukan melihat dari, "ahh dia sudah banyak menerima uang dari orang-orang yang lewat ada di depannya". Atau "ahh dia nanti jadi kebiasaan"
tetapi semuanya kembali dari hati kita, bersedekahlah kalian baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, Seperti pada Q.S.2:274
cerita ini aku buat tanpa mengurangi esensi yang ada di dalamnya..
misteri di Eropa
beberapa hari yang lalu aku ngotot banget pengen nonton 99 cahaya di langit eropa. udah janjian kesana kemarin mau nonton, ehmm... bukan karena apa2. mungkin lebih dikarenakan teman2ku yang lain berceloteh bahwa film nya keren banget.
tapi, saat itu aku berfikir. aku adalah salah seorang penikmat novel. aku lebih suka baca novelnya dulu, baru nonton filmnya.
sampai detik ini aku belum sempet nonton juga. tapi, sore kemarin kusempatkan berburu novelnya di salah satu toko buku murah di jogja. shopping, demi untuk membacanya.
tak kusangka, isi novelnya lebih pada sejarah islam. Tepatnya dahulu pernah berjaya di Eropa, dengan segala seluk beluk dan detailnya membuatku berdecak kagum, atau bahkan hampir meneteskan air mata#lebay
Tapi sungguh, mungkin aku yang tersadarkan. Tentunya ilmu Islamku, sejarah tentang Islamku yang bisa dikatakan kurang (cethek), apalagi perkembangan di Eropa sana.
Salah satu rahasia yang masih membuatku bertanya-tanya dan penasaran sampai sekarang.
dari novel itu, diceritakan pada lukisan bunda maria dengan bayi yesus yang digendongnya. apa kau tahu?
Hijab yang dipakai bunda maria ada sesuatu yang berbeda. Hijab yang dipakainya, di bagian pinggirnya, bertuliskan semacam arab gundul. ohh, hal itu adalah tulisan pseudo kufic, yang pernah diteliti oleh Arab World Institute. Tak hanya di lukisan, di patung-patung religius bahkan di dinding gereja. Kalian boleh percaya atau tidak, tulisan yang ada di hijab bunda Maria
adalah tulisan 'Laa Ilaa ha Illallah'
Aneh bukan? setelah ditelusuri, hal ini adalah suatu unsur ketidak sengajaan? how come?
Pada awal abad ke-12 saat peradaban Islam maju, bersamaan dengan pasca perang salib, mobilitas manusia begitu besar. Orang2 eropa menyebarluaskan berita hasil tenun indah dan tekstil buatan orang-orang muslim yang berkualitas, dengan corak warna berbagai macam dan membawanya sampai Eropa.
Dan semua itu tak lepas dari pahatan yang bertuliskan kalimat 'Laa Ilaa ha Illallah'
Semua pemahat serta pelukis gambar bunda maria dengan bayi Yesus itu menggunakan lafal Al-Qur'ani dalam coretannya tanpa tahu artinya. Itulah mengapa tulisan itu tampak kurang begitu sempurna.
Kebetulan sekali, ketauhidan manusia bisa muncul di patung dan lukisan mosaik2 Katolik di gereja2 eropa.
sungguh, aku justru ingin mengamatinya secara langsung.
Tak hanya itu, banyak misteri di balik kejayaan Eropa sekarang, bangunan2 modern, napoleon bonaparte seorang muslim, yang kemudian memerintahkan untuk membangun bangunan piramid-louvre-la defense-arc de Triomphe du Carrousel-champ Elysees bila ditarik garis lurus akan mengarah ke tenggara, kenapa? lihatlah patung quadratiga, apabila ditarik garis lurus akan menembus benua lain, dalam satu titik menuju arah Mekkah! arah paling istimewa bagi seluruh muslim di dunia.
Tak ada yang pernah tahu maksud hati seorang manusia, karna memang keislamannya tak diekspos.
untuk lebih lanjutnya, lain kali aku bagi lebih detail yaa :)
Atau bahkan cerita mengenai cordoba, city of the lights dimana the mosque catedral menjadi sebuah gereja di Madrid. Sebuah mihrab di dalam Mezquita dijeruji besi, karna tak lagi digunakan untuk sholat.
banyak yang ingin kubagikan pada kalian, begitu detail dan menambah ilmu pengetahuanku mengenai sejarah Islam di Eropa.
Mungkin besok, banyak yang kucatat dalam memoku sementara , juga melengkapi referensiku tentang misteri2 di dunia ini tentang islam.
Aku hanya ingin berbagi hal yang bermanfaat dengan kalian. termasuk mempelajari Islam lebih banyak lagi.
Allahu akbar!
tapi, saat itu aku berfikir. aku adalah salah seorang penikmat novel. aku lebih suka baca novelnya dulu, baru nonton filmnya.
sampai detik ini aku belum sempet nonton juga. tapi, sore kemarin kusempatkan berburu novelnya di salah satu toko buku murah di jogja. shopping, demi untuk membacanya.
tak kusangka, isi novelnya lebih pada sejarah islam. Tepatnya dahulu pernah berjaya di Eropa, dengan segala seluk beluk dan detailnya membuatku berdecak kagum, atau bahkan hampir meneteskan air mata#lebay
Tapi sungguh, mungkin aku yang tersadarkan. Tentunya ilmu Islamku, sejarah tentang Islamku yang bisa dikatakan kurang (cethek), apalagi perkembangan di Eropa sana.
Salah satu rahasia yang masih membuatku bertanya-tanya dan penasaran sampai sekarang.
dari novel itu, diceritakan pada lukisan bunda maria dengan bayi yesus yang digendongnya. apa kau tahu?
Hijab yang dipakai bunda maria ada sesuatu yang berbeda. Hijab yang dipakainya, di bagian pinggirnya, bertuliskan semacam arab gundul. ohh, hal itu adalah tulisan pseudo kufic, yang pernah diteliti oleh Arab World Institute. Tak hanya di lukisan, di patung-patung religius bahkan di dinding gereja. Kalian boleh percaya atau tidak, tulisan yang ada di hijab bunda Maria
adalah tulisan 'Laa Ilaa ha Illallah'
Aneh bukan? setelah ditelusuri, hal ini adalah suatu unsur ketidak sengajaan? how come?
Pada awal abad ke-12 saat peradaban Islam maju, bersamaan dengan pasca perang salib, mobilitas manusia begitu besar. Orang2 eropa menyebarluaskan berita hasil tenun indah dan tekstil buatan orang-orang muslim yang berkualitas, dengan corak warna berbagai macam dan membawanya sampai Eropa.
Dan semua itu tak lepas dari pahatan yang bertuliskan kalimat 'Laa Ilaa ha Illallah'
Semua pemahat serta pelukis gambar bunda maria dengan bayi Yesus itu menggunakan lafal Al-Qur'ani dalam coretannya tanpa tahu artinya. Itulah mengapa tulisan itu tampak kurang begitu sempurna.
Kebetulan sekali, ketauhidan manusia bisa muncul di patung dan lukisan mosaik2 Katolik di gereja2 eropa.
sungguh, aku justru ingin mengamatinya secara langsung.
Tak hanya itu, banyak misteri di balik kejayaan Eropa sekarang, bangunan2 modern, napoleon bonaparte seorang muslim, yang kemudian memerintahkan untuk membangun bangunan piramid-louvre-la defense-arc de Triomphe du Carrousel-champ Elysees bila ditarik garis lurus akan mengarah ke tenggara, kenapa? lihatlah patung quadratiga, apabila ditarik garis lurus akan menembus benua lain, dalam satu titik menuju arah Mekkah! arah paling istimewa bagi seluruh muslim di dunia.
Tak ada yang pernah tahu maksud hati seorang manusia, karna memang keislamannya tak diekspos.
untuk lebih lanjutnya, lain kali aku bagi lebih detail yaa :)
Atau bahkan cerita mengenai cordoba, city of the lights dimana the mosque catedral menjadi sebuah gereja di Madrid. Sebuah mihrab di dalam Mezquita dijeruji besi, karna tak lagi digunakan untuk sholat.
banyak yang ingin kubagikan pada kalian, begitu detail dan menambah ilmu pengetahuanku mengenai sejarah Islam di Eropa.
Mungkin besok, banyak yang kucatat dalam memoku sementara , juga melengkapi referensiku tentang misteri2 di dunia ini tentang islam.
Aku hanya ingin berbagi hal yang bermanfaat dengan kalian. termasuk mempelajari Islam lebih banyak lagi.
Allahu akbar!
Senin, 06 Januari 2014
man and woman , part 2
Perempuan memang diberi
kemampuan dan keterampilan linguistik dan verbal yang lebih baik daripada
laki-laki. Tidak heran, bila perempuan lebih senang berbicara. Namun kepandaian
berbicara perempuan ini menjadi masalah bagi laki-laki.
“heh!! Kalian ini
berisik sekai sih!!”,ujar Jojo.
“Yeee...biarin kenapa?
Sirik banget!”, ujar Rini.
Begitulah tanggapan
seorang laki-laki bila mendengar keributan seorang perempuan bila sudah bertemu
teman-temannya. Yeaay, karena suaranya yang begitu keras membahana sampai
seluruh dunia mungkin.
Atau seringkali kita
melihat ibu-ibu di kompleks perumahan bila sudah keluar rumah dan membeli
sayuran di depan bisa sampai berjam-jam hanya untuk mengobrol. Hal itu pula
mengapa bila ibu-ibu arisan diadakan, sedangkan tak ada yang namanya arisan
untuk bapak-bapak. Yah, untuk keperluan dan kesenangan para wanita untuk
menyalurkan keinginan mereka. Mungkin beda halnya dengan laki-laki yang
berkumpul bersama teman-temannya dengan jadwal ronda yang juga diisi dengan
mengobrol. Namun intensitas waktu wanita berbicara lebih tinggi daripada laki-laki.
Karena itu, laki-laki
sering mengatakan wanita itu cerewet dan mereka kurang sabar untuk
mendengarkan. Laki-laki yang bijak hendaknya memahami dan menerima sifat
kelebihan khas perempuan ini. Apalagi setelah ia menjadi suami istri, sebab
memperlakukan istri dengan baik adalah kewajiban seorang suami (QS.[4]:19). Dan
ini mencakup bergaul dengan baik, bermuka ramah, dan mau mendengarkan
ceritanya.
Bukhari meriwayatkan
suatu episode rumah tangga nabi ketika Aisyah beceritan tentang 11 orang wanita
yang menceritakan detail sifat-sifat suami mereka masing-masing. Dalam hadis ini
seorang wanita bercerita tentang suaminya “Suamiku punya segala macam
penyakit”, ada pula yang menceritakan “Suamiku kalau masuk rumah seperti macan
dan keluar rumah seperti singa”. Ada juga yang memujinya. Namun Nabi Saw.
Selalu mendengarkan cerita Aisyah sampai ia menceritakan wanita ke 11.
Lihatlah kelembutan
sikap Nabi Saw. Sebagai suami yang sabar mendengarkan istrinya. Sebagian suami
mungkin menyuruh istrinya diam dan mengatakan “Diamlah! Diamlah !”, seolah-olah
istrinya tidak ada artinya. Kehidupan dalam berkeluarga tidak akan tentram
apabila seperti ini, karena dalam berkeluarga haruslah ada sikap saling
menghormati dan menghargai.
sebagian sumber diambil dari ensiklopedi Muhammad SAW sebagai suami dan ayah
man and woman , part 1
Pada umumnya pria dapat
mengerjakan suatu pekerjaan pada satu waktu. Hasil scan otak pria
memperlihatkan bahwa ketika pria membaca, kemampuan mendengarnya turun. Begitu
pula sebaliknya. Sebab susunan otak pria lebih terbagi-bagi dan kekurangan
corpus callosum, seikat serat saraf yang memungkinkan komunikasi dan pertukaran
informasi antar kedua belahan otak kanan dan kiri.
Pasangan pease ini lalu mengutip riset neurolog, Roger Groskim yang menunjukkan bahwa corpus callosum pada otak wanita lebih tebal dibandingkan otak pria, sehingga hubungan antara kedua belahan otaknya 30% lebih banyak. Hormon estrogen wanitalah yang mendorong sel-sel saraf menumbuhkan tambahan hubunan ini. Jka saraf penghunung semakin banyak, kemampuan biacara pun semakin lancar. Maka dari itu, wanita mampu mengerjakan berbagai pekerjaan yang tidak saling berhubungan dalam satu waktu(misalnya wanita mampu memasak sambil bicara di telepon. Atau menulis resep sambil berbicara).
Seringkali laki-laki marah ketika ia berbicara, tetapi wanita justru sedang mengerjakan pekerjaan lain. Sesungguhnya wanita serius bisa mendengarkan apa yang dikatakan lawan bicaranya. Inilah yang menyebabkan mengapa wanita diberi kelebihan khusus oleh Allah kepada perempuan. Boleh jadi hal ini justru keistimewaannya sehingga perempuan mampu melaksanakan tugas keibuannya. Tugas rumah tangga yang begitu banyak tentu menuntut dirinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah dengan cepat. Termasuk memasak sambil menelepon tetangga yang sedang membutuhkan pertolongannya, atau saudaranya yang ingin bersilaturahmi.
Karena itu laki-laki
dinasihati nabi agar bersabar dan berlapang dada menghadapi sifat-sifat khusus
perempuan.
Abu Syuqqa melanjutkan: mempersoalkan setiap kesalahan pasangan, lalu menghukum dan mencaci makinya tidak akan menghasilkan apa-apa, selain menambah keretakan dan perpecahan, yang kemudian berakhir dengan perpisahan. Setiap perempuan, sebagaimana juga laki-laki pasti mempunyai kelebihan dan kebaikan, sebagai pengganti kekurangannya. Karena itu Rasulullah Saw. memberi nasihat bijak:
“seorang laki-laki mukmin tidak pantas membenci seorang istri mukminah. Jika dia tidak menyukai salah satu sifatnya, dia akan menyukai sifat-sifanya yang lain.”(HR. Muslim)
sebagian sumber diambil dari: ensiklopedi Muhammad SAW sebagai suami dan ayah
Langganan:
Postingan (Atom)