Senin, 06 Januari 2014

man and woman , part 2

Perempuan memang diberi kemampuan dan keterampilan linguistik dan verbal yang lebih baik daripada laki-laki. Tidak heran, bila perempuan lebih senang berbicara. Namun kepandaian berbicara perempuan ini menjadi masalah bagi laki-laki.
“heh!! Kalian ini berisik sekai sih!!”,ujar Jojo.
“Yeee...biarin kenapa? Sirik banget!”, ujar Rini.

Begitulah tanggapan seorang laki-laki bila mendengar keributan seorang perempuan bila sudah bertemu teman-temannya. Yeaay, karena suaranya yang begitu keras membahana sampai seluruh dunia mungkin.
Atau seringkali kita melihat ibu-ibu di kompleks perumahan bila sudah keluar rumah dan membeli sayuran di depan bisa sampai berjam-jam hanya untuk mengobrol. Hal itu pula mengapa bila ibu-ibu arisan diadakan, sedangkan tak ada yang namanya arisan untuk bapak-bapak. Yah, untuk keperluan dan kesenangan para wanita untuk menyalurkan keinginan mereka. Mungkin beda halnya dengan laki-laki yang berkumpul bersama teman-temannya dengan jadwal ronda yang juga diisi dengan mengobrol. Namun intensitas waktu wanita berbicara lebih tinggi daripada laki-laki.

Karena itu, laki-laki sering mengatakan wanita itu cerewet dan mereka kurang sabar untuk mendengarkan. Laki-laki yang bijak hendaknya memahami dan menerima sifat kelebihan khas perempuan ini. Apalagi setelah ia menjadi suami istri, sebab memperlakukan istri dengan baik adalah kewajiban seorang suami (QS.[4]:19). Dan ini mencakup bergaul dengan baik, bermuka ramah, dan mau mendengarkan ceritanya.

Bukhari meriwayatkan suatu episode rumah tangga nabi ketika Aisyah beceritan tentang 11 orang wanita yang menceritakan detail sifat-sifat suami mereka masing-masing. Dalam hadis ini seorang wanita bercerita tentang suaminya “Suamiku punya segala macam penyakit”, ada pula yang menceritakan “Suamiku kalau masuk rumah seperti macan dan keluar rumah seperti singa”. Ada juga yang memujinya. Namun Nabi Saw. Selalu mendengarkan cerita Aisyah sampai ia menceritakan wanita ke 11.


Lihatlah kelembutan sikap Nabi Saw. Sebagai suami yang sabar mendengarkan istrinya. Sebagian suami mungkin menyuruh istrinya diam dan mengatakan “Diamlah! Diamlah !”, seolah-olah istrinya tidak ada artinya. Kehidupan dalam berkeluarga tidak akan tentram apabila seperti ini, karena dalam berkeluarga haruslah ada sikap saling menghormati dan menghargai.

sebagian sumber diambil dari ensiklopedi Muhammad SAW sebagai suami dan ayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar