Senin, 24 Juni 2013

Seringnya yang instan sih

today is monday, hate monday? i think not!
tapi, awal hari, pagi-pagi udah berantakan itu bikin lemess,
apalagi buat diri kita malu-maluin. Nggak sengaja, siapa juga yang tega mempermalukan dirinya sendiri!?
ergghhh... rasanya pengen banget langsung lari trus nyangkul di sawah!
Pagi buta udah bangun, trus lari-lari agenda udah berentet:
bangun, belajar, mandi, beres-beres kamar, disiapin barang-barang yang mau dibawa, langsung capcus berangkat! Jam 07.00 harus udah berangkat dari rumah!

Naek trans jogja dari rumah, dengan shelter yang berjarak mungkin hanya 200m dari teras. Karena liet moncong bus trans Jogja udah nongol aku masuk shelter berusaha dengan menerobos pintunya. Tetapi pintu keluar.
Biasanya bisa!! Umumnya bisa!!
tapi, ini justru nggak bisa. Mau tau kenapa?
Bukannya nggak dibolehin sama petugas shelter..
Bukannya aku masih punya utang atau apa..
tapi...
Bletaakkk!!! Greekkk!!
Yup! Ada pembatas besi , yang cuma bisa didorong dari dalam shelter. Dan aku nggak liet ada pembatas itu! Nabrak sampe kepentok..
Reflek, gue teriak! Aaaaaakkkkkkk( kaya anak ayam kegencet pintu mungkin suaranya)#jelek banget sumpah.
perut aku sakit, tapi bukan itu masalahnya!
Apa?
Semua orang yang mau masuk ke dalam bus pada nglietin dari mana suara itu berasal. Dikira ada anak ayam beneran apa?huh!
aku lolos uji malunya minta ampun! huhuhuhuu T.T
Actually, busnya mau nungguin. selama di bus, aku cuma nunduk meratapi betapa bodohnya diriku..

Nggaklah!
Yang ada gue ketawa cekikik-cekikik ngliet kelakuan anak ayam yang kegencet tadi#eh
ini semua karena trauma ditinggal pergi trans dan tak terangkut!

semua belum berakhir..anda tahu kenapa? rencana awal dan memang sudah direncanakan, saya akan turun di shelter Kopma(kalo nggak ngerti boleh kok liet google maps). Gue ada kasus disana!
kasus apa? cek postingan selanjutnya...tunggu yaakk :)


Rabu, 19 Juni 2013

it's only you and me!

Banyak orang berkata kalo komunikasi jaman sekarang itu mudah. Bisa lewat sms, telepon, skype, fb, twitter, kakao talk, line, whatsapp, dan berbagai layanan lainnya. iya sih, kan jaman juga sudah maju. Bukan jaman primitif lagi. tetapi 1 kelemahan dari semua itu, dari semua layanan aplikasi yang diberikan. Terkadang perasaan itu tak pernah mampu tersampaikan , dan diterima dengan seutuhnya. 

Rasa hatinya tak pernah dapat dirasakan dan tercium meski 1mm pun. Ya, karena kita melalui media elektronik, yang keras. Tak punya hati,karena ia adalah benda mati, dan tak punya perasaan seperti yang dimiliki manusia. Secara ia bukan makhluk hidup. 
Lha wong sek makhluk hidup wae yo kadang ra duwe ati og pie..pie jal? hahahaa :D

"Semua rasa bisa kau ungkapkan dengan kata-katamu".
Lalu bagaimana bila aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata?
#jadi inget lirik lagunya Base Jam ~ Mungkin aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata...
cieeee...

Via web cam memamng sudah ada, namun tetap saja. kehadirannya di sampingku, memandangku lekat, duduk di dekatku, mendengarkan seluruh keluh kesahku, merasakan sentuhan kulitnya yang penuh dengan perjuangan hidup, mendengar dan menerima kata-kata di setiap ucapan bibirnya.

Sejenak aku teringat kata-kata Mr.Oland di kelas. 
"Bayangkan seseorang yang selama ini kamu rindukan, yang sangat kamu cintai, dengan guratan-guratan nadi yang terlihat jelas di punggung tangannya. Bayangkan ia sekarang hadir berada di depanmu." 
Setetes air cinta turun mambasahi pipiku yang kering, berderai-derai diikuti tetesan yang lain. Seseorang yang lama kurindukan, meski hanya beberapa bulan lalu saja kami sudah berjumpa. 

Sekali lagi, aku rindukanmu.. Meski seringkali aku menanyakan kabarmu. Dan kamu membalas nya dengan caramu. Dan ketika aku bercerita tentang keluh kesahku, kamu memberikan nasehat dan mendukungku, menenangkanku, dengan cintamu.

Banyak yang ingin kuceritakan tanpa alat-alat yang tak memiliki hati ini. ingin kuceritakan padanya tentang kegiatanku di kampus, KKN-ku minggu depan, tentang dosen pembimbingku, tentang penelitianku, tentang laboran di laboratorium itu, dan tentang .....dia.

Ma, aku sayang kamu.. aku merindukanmu. 
Kapan aku bisa bertemumu kembali? Lebaran esok? dan aku akan meminta ijin kepada DPL-ku untuk pulang dengan bertemu seseorang yang aku cintai. Meskipun hanya 5 hari boleh ijin dari lokasi. Itupun tidak boleh berturut-turut. 
Aku harap engkau punya waktu bebas, hanya untukku. hanya untukku. kita berdua.. saja..

Sabtu, 08 Juni 2013

Masih hujan

Seharusnya bulan ini sudah musim kemarau. Kalau nggak, berarti guru SD saya meleset dalam menyampaikan materinya..
Ya nggak lah! ilmu itu kan selalu terbarukan :)

Adanya angin siklon dan ketidak teraturannya musim membuat para petani kehilangan beberapa musim tanam, terutama tanaman yang memang membutuhkan intensitas cahaya lebih tinggi dan lebih lama, seperti bawang merah. Bawang merah yang ditanam pada musim hujan justru akan menyebabkan terjadinya banyak penyakit dan hama. Terutama penyakit yang sering menyerang bawang merah yaitu busuk yang disebabkan oleh Peronospora destructor. Udara yang lembab juga akan memacu berbagai hama dan penyakit pada tanaman. Waspada saja para petani, karena dimungkinkan musim ini (kemarau basah) akan berlangsung sampai 2-3bulan ke depan. Lalu bagaimana kalau tahun ini akan lebih banyak hujan? Apakah akan terulang lagi seperti beberapa tahun sebelumnya? tahun berikutnya, kita akan mengalami musim kemarau yang sangat panjang.... kali ini bukan disebabkan karena peristiwa La Nina seperti saat tahun 2010, tetapi hal ini karena gabungan peristiwa La Nina dan Dipole Mode.
SUHU MUKA LAUT, SIKLON DAN KEMARAU BASAH

Senin, 3 Juni 2013. KOMPAS.com- Pola angin menunjukkan keganjilan. Pola itu khas arah angin musim hujan. Padahal, bulan Mei merupakan pancaroba menuju kemarau. Hujan deras pun mengguyur hampir di seluruh Sumatera dan Jawa, termasuk Jakarta dengan dampak genangan dan kemacetan yang menguras emosi.
Hujan deras itu terjadi pada tengah malam disertai petir menyambar-nyambar. Itu sifat cuaca pada musim hujan,” kata Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hariadi, Jumat (31/5/2013), di Jakarta.

Hujan deras tengah malam disertai petir menggelegar di antaranya terjadi Rabu (29/5/2013) hingga Kamis (30/5/2013) dini hari. Hariadi menunjukkan, pola angin yang ganjil itu berasal dari Samudra Hindia bergerak ke timur laut menusuk Jawa dan Sumatera, lalu berbelok ke timur.

Pola angin itu mirip pola angin baratan atau monsunal Asia dari barat ke timur. Ini biasanya berlangsung selama musim hujan. Musim kemarau, angin monsunal Australia berembus jadi angin timuran.

Dampak fenomena itu diprediksi mengganggu cuaca. Musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan dibandingkan dengan pola musim kemarau normal. Ini kerap disebut kemarau basah. ”Pola angin yang menimbulkan gangguan cuaca pada musim kemarau ini diprediksi berlangsung dua sampai tiga bulan ke depan,” kata Hariadi.

Anomali bisa merugikan. Udara kering saat kemarau yang disertai hujan akan menimbulkan kelembaban tinggi. Bagi pertanian, kondisi itu berarti mengundang berbagai hama.

Seperti terjadi tahun 2010, hujan dengan intensitas tinggi di sela-sela hari yang panas saat kemarau mengganggu proses pembungaan pada jenis tanaman buah. Akhirnya, musim buah terlewatkan: tidak ada musim rambutan, manggis, mangga, dan lain-lain.

Hilangnya pembungan berdampak pada ekosistem. Lebah atau serangga lain akan kesulitan mendapatkan nektar bunga untuk kelangsungan hidup. Para peternak lebah pun mau tak mau menjadi koki membuat gula buatan bagi lebah piaraannya.

Ancaman lain, kerentanan tanah longsor semakin tinggi. Morfologi tanah lempung akan cepat memuai ketika kondisi panas, lalu terguyur hujan. Itu menimbulkan ketidakstabilan tanah dan memicu longsor.

Hujan dan siklon
Kepala Subbidang Siklon Tropis BMKG Fachri Radjab mengatakan, suhu muka laut Samudra Hindia saat ini di atas pola normal. Kondisi itu banyak memasok massa uap air yang lalu menjadi awan hujan, di antaranya mengguyur wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

”Banyaknya massa uap air menjadi prasyarat tumbuhnya siklon tropis. Siklon menimbulkan hujan deras, tetapi tidak semua hujan deras karena siklon,” kata Fachri.

Hujan berintensitas tinggi jadi fenomena saat ini. Dengan daya dukung lingkungan yang kian merosot, bencana banjir dan tanah longsor hanya soal waktu.

Menurut Fachri, siklon identik menimbulkan hujan lebat. Namun, fenomena saat ini hujan deras tak selalu bisa dikaitkan dengan kejadian siklon.

Tingginya suhu muka laut, misalnya Samudra Hindia, seperti sekarang banyak menimbulkan pusat tekanan rendah yang tak berhasil meningkat menjadi bibit siklon atau menjadi siklon. Namun, hujan lebat tetap berlangsung dengan intensitas tinggi di Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan.

Kejadian siklon di Samudra Hindia selatan Indonesia pada 2012-2013 tercatat 10 kejadian. Dari 10 kejadian siklon di selatan Indonesia itu, ada dua kali (Iggy dan Heidi) pada Januari 2012. Pada Januari 2013, jumlah siklon melonjak jadi empat kali (Narelle, Victoria, Oswald, dan Peta). Selain itu, dua siklon (Koji dan Lua) terjadi pada Maret 2012, satu kali (Mitchel) pada Desember 2012, dan satu kali (Rusty) pada Februari 2013.

Kejadian siklon di utara Indonesia (Samudra Pasifik barat laut) pada periode tahun yang sama antara 2012-2013, ternyata jauh lebih tinggi. Jumlah kejadian ada 23 kali siklon. Siklon terakhir tercatat Februari 2013, yaitu siklon Shan-Shan. Jumlah kejadian terbanyak pada Oktober 2012 sebanyak lima kali siklon, disusul Juni dan Agustus masing-masing empat siklon.

Kondisi Juni
Kondisi banyak hujan secara hampir merata di Indonesia bagian barat dan timur bisa terjadi selama Juni 2013. Ini dengan asumsi intensitas siklon di utara Indonesia pada Juni 2013 tetap tinggi, tak beda jauh dengan tahun sebelumnya, sebanyak empat kali.

Pengajar pada Departemen Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Zadrach Leudofij Dupe, mengatakan, gangguan cuaca saat ini merupakan hasil kombinasi kejadian La Nina lemah di Samudra Pasifik barat, Dipole Mode (kondisi yang ditandai beda suhu muka air laut) di Samudra Hindia, dan suhu muka laut hangat di wilayah perairan Indonesia.

”Gangguan cuaca yang terjadi sekarang akibat pengaruh lokal, regional, dan global,” katanya.
Pengaruh lokal ditunjukkan dengan adanya konveksi/penguapan yang kuat saat pancaroba. Kemudian mudah terbentuk awan kumulonimbus yang menjulang secara tiba-tiba dan menimbulkan banyak petir.

Pengaruh regional ditunjukkan oleh fenomena La Nina lemah di Samudra Pasifik barat dan Dipole Mode di Samudra Hindia. Pengaruh global ditengarai adanya kejadian ekstrem panas dan dingin pada setiap musim. Misalnya, di belahan bumi selatan pada musim panas tercapai rekor suhu terpanas. Begitu pula pada musim dingin di belahan bumi utara, tercapai rekor suhu terdingin.

”Penjalaran atau osilasi udara (Madden-Julian Oscillation/ MJO) dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik juga berpengaruh kuat,” kata Zadrach.

Menurut Zadrach, saat ini terjadi keganjilan fenomena cuaca yang diperkirakan menyebabkan kemarau basah sepanjang tahun 2013. Kondisinya mirip tahun 2010.
Bila kemarau basah pada 2010 disebabkan La Nina, pada 2013 disebabkan gabungan La Nina di Samudra Pasifik dan Dipole Mode di Samudra Hindia. Kedua fenomena itu saling memperkuat sehingga banyak hujan saat kemarau.

Merunut riwayat cuaca sejak tahun 1900, kondisi ini bukan istimewa. Yang dibutuhkan sekarang adalah kesadaran bersama menjaga lingkungan supaya masyarakat bisa hidup berdamai dengan ketidakpastian iklim dan cuaca.
Sumber : Kompas Cetak


Kamis, 06 Juni 2013

Rihlah FLP wil.Yogyakarta :)


so, it's the first time i met my friend in FLP (Forum Lingkar Pena).
karna pas mabit kemaren nggak bisa dateng acaranya jd gak tau siapa2 tmen2nya..tapi, nggak masalah. there're so many time we could meet again.

Malem Sabtunya(1 juni) di sms, sebut aja Adi, salah satu PH FLP. buat dateng rihlah esok harinya..
adi : Assw, afwan ane lupa bilang kalo bsk ada rihlah akbar semua anggota FLP wil Yogyakarta, kumpul di IEC , Masjid mujahidin UNY jam 07.30WIB

Aku : wa'alaikumsalam. rihlahnya dimane? free?
adi : di ledok gebang :) . lagi nggak punya duit ya?#sotoy . bisa ya?
aku : emang kalo lg nggak punya duit mas/mbak mau bayarin aku? alhamdulillah... iya, insyaAlloh bisa ikut.
adi : ya bisa ditalangin dulu lah..
aku : halah, punya duitlah aku, -_-
akhirnya karna nggak tau lekuk2 UNY, sampailah diriku di masjid mujahidin, itu tujuan utama..tapi, krik..krik... no ones!but there are so many girls who wear jacket UNY. aku duduk di sebelah mereka, bukan! aku yakin, bukan mereka.. berasa kayak orang ilang, berasa gak ada temen.
dan seseorang perempuan di sebelahku brtanya padaku..
dia : dari fakultas mana?
aku: hah? ohh...nggak..nggakk.. saya ada acara disini, bukan mahasiswa sini.#sambil meringis
(ya ampuun, salah duduk kayaknya ini. Jadi pada dimana? jgn2 ane salah info! tengok2 gak jelas keluar)
sms pun aku kirim k beberapa PH yg kukenal, trmasuk yg semalem ngsms itu..and, ternyata..memang tak seharusnya ane disitu!

IEC, di belakang masjid mujahidin! Allahu akbar, jadi udah duduk lama.. untung aja gak ditinggal. berngkatlah kita ke lokasi..tretttt tretttettt tteeeeteeeettttttt!

Lokasi pemancingan dan rumah makan! assiiikkk!! udah brp tahun ya trakhir kali mancing? dan kita pun mengadakan kompetisi, dgn kelompok masing2 3 orang. Siapa yg paling byk, ialah pemenangnya!
yes, i will be the winner! 

tapi sayang, udah ada yg ahli mancing dan sering mancing ikan.. nggak heran, dalam waktu singkat dialah pemenangnya. tapi nggak masalah.. yg jelas ane dpt 3 ikan besar2 pula, salah satunya kita santap bersama2!
alhamdulillah, seneng bgt rasanya bisa jd tim yg paling baik.. (Ani sbg pelempar kail, aku sbg pemasang umpan, fani sbg penarik senar), wkwkwkk...

semakin siang, justru langit mulai mendung.. hbs maen2 dan menyantap masakan yg lezat. kali ini ada tugas nih.. apa ya? yeyy! kita disuruh buat karya bebas ttg hari itu..everything, yg paling bagus bakalan diposting di website FLP, dan dapet award! dikumpul sblm jam 18.00WIB, wow...buru2 amat ngumpulnya..

and, there is what i made.. enjoy it hun! :)


Ada Saatnya, Nanti!
Oleh : Monica Lucky Karlina

Pagi hari telah tiba, matahari mulai menampakkan cahayanya. Suara aliran sungai begitu merdu terdengar. Sudah waktunya untuk sarapan, bahkan lebih cepat dari biasanya. Hari ini adalah hari minggu. Waktunya untuk bermalas-malasan dan makan yang banyak. Ahh.. tidak! Setiap hari pekerjaanku hanya bermalas-malasan. Tidak pernah bekerja. Tidak tahu apa itu mencari uang. Yang aku tahu selama ini hanya menerima yang siap ada di depan mata.
Seperti hari-hari biasa, aku berkumpul dengan teman-temanku. Bercerita dan entah merencanakan apapun itu. Merencanakan , dan memikirkan siapa yang akan terluka hari ini. Matahari sudah semakin terik dan tempat ini pun seperti biasa akan semakin ramai. Entah mereka berasal darimana tetapi yang aku tahu dia juga ciptaan Tuhan. Mereka berdatangan dengan penuh suka cita, seperti siap untuk menerkam mangsanya yang tak berdaya dan kelaparan. Sama seperti mereka, harus berjuang untuk mendapatkan makanan. Makanan yang pedas dengan asap beraroma bawang. Tetapi kami tak suka dengan makanan itu.
“Nana, cepat kesini! Disini banyak sekali, aku sudah tak sabar untuk mendapatkannya”, ucap salah seorang perempuan berbaju hitam.
“Pasang umpan, lempar kailnya! Itu yang di tengah!”, kata temannya.
Plukk!!
Suara itu, sudah sangat sering aku dengar. Aromanya saja sudah tercium tepat sampai di depanku. Beriringan teman-temanku menghampiri aroma itu berasal. Tenang tetapi pasti, Dini, Rahma, Roi, dan yang lainnya menabrakkan dirinya ke benda beraroma sedap itu. Lepas terpisah-pisah begitu saja.
“Yaaaahhhh.... lepas deh!”, ujar salah seorang di atas.
Aku tahu, mereka pasti kecewa. Aku yakin, mereka tidak akan berhenti melemparkan kailnya. Tetapi mereka tidak akan bisa mengalahkan teman-temanku. Wajah baru, orang-orang kota itu memegang makanan terlezat kami saja sudah mual dan jijik. Aku sedang malas untuk berburu bersama mereka. Berburu umpan dari segerombolan orang-orang itu. Apa yang ada di fikiran mereka? Menipu? Berusaha? Atau? Mereka sangat begitu bahagia melihat tempat tinggal kita.
“Wah lepas terus! Ayo pindah kesana!”, kata perempuan berbaju kuning.
Mereka selalu berpindah tempat, setelah beberapa kali umpannya lepas diburu teman-temanku. Temanku sudah terlatih, gesit dan aku tau mereka sangat lincah dan mudah bergerak.
Plukk!
Perempuan itu pelempar ulung, ia mampu melempar begitu jauh. Tetapi kudapan seperti ini hanya orang tertentu saja yang mampu memasangnya dengan benar. Seringkali si tua-tua itu tertipu. Tertipu bahwa sebenarnya itu adalah ranjau, ranjau bagi siapa saja yang kelaparan.
“Bagaimana bisa dapat kalau umpannya saja pakai pelet? Masa nggak ada cacing?”, ucap salah satu di antara mereka.
“Mana sempat mau cari cacing segala”, kata perempuan berbaju hitam.
Sudah satu jam lebih mereka berusaha untuk mendapatkan salah satu dari kami. Orang-orang baru itu, orang kota itu sepertinya mereka dibagi beberapa kelompok. Tak usainya mereka membuang-buang umpannya. Tetapi ada wajah lama disana. Wajah lama yang begitu lihai memasang umpan, melempar umpan, dan mengambil salah satu di antara kami. Aku tak akan mendekatinya. Biarlah sisa-sisa ini aku makan. Aku berbeda dengan mereka, teman-temanku.
“Mbak, kesini! Ada umpan cacing!”
“Wah, ayo dipasang! Gemuk lagi cacingnya. Maaf ya , semoga kamu di surga nanti”, ucap perempuan berbaju hitam.
Cacing. Menggeliat, beraroma sedap, lembut dan segar. Tidak! Aku tak boleh sekali lagi mendekat, dan tak akan pernah mendekat! Dan cacing itu meronta-ronta kesakitan, sama seperti....
“Tolong!! Tolong aku! Aarrgggghhh........”
Tidak! Ayahku. Tubuhku limbung, aku panik bergerak kesana-kemari. Aku tak tau apa yang harus kulakukan. Aku berlari kesana dan tak ada yang peduli, aku berlari ke tempat ayah tetapi aku tak mengerti.
“Horeee!!!! Dapat satu!”, teriak perempuan berbaju kuning.
“Hei! Ini ikannya gimana? Mau dimasak atau dimasukkan ke kolam?”, tanya orang di sebelahnya.
Tubuhku bergetar, mataku buram dan aku tak ingin menndengar jawaban dari temannya. Sudah kukatakan pada ayah, ibu, untuk jangan mengambil umpan itu. Tetapi mereka tetap tak mau mendengar. Mereka hanya berkata “Suatu saat akan tiba waktunya”. Aku tak mengerti maksud mereka. Ayah telah pergi, pergi untuk selamanya.
“Coba kita pakai pelet sekarang, tetapi kita tutup jangan sampai kailnya terlihat! Bukankah ini sama halnya dengan hukum sebab-akibat? Kalau nggak salah dipelopori oleh Imam Al Ghazali. Semakin besar apa yang kita berikan, semakin besar pula hasil yang kita dapatkan”,ujarnya.
Plukk!!
Aku sebaiknya pergi dari sini. Mereka yang berbadan besar berkumpul disana. Mungkin beberapa menit lagi mereka akan terluka, tersakiti, atau bahkan pergi.
“Arrgghhh! Tolong! Tolong aku!”
“Horee! Dapat lagi! Ngomong-ngomong ini mau diapain?”, ujarnya girang.
“Dikembaliin aja!”, ujar salah seorang di seberang.
“Bagaimana ya melepasnya? Oh! Tunggu dulu, kita foto-foto bareng sambil bawa ini!”, ucapnya.
Itu akan terasa sangat sakit. Siapa yang sedang dipegang mereka? Entahlah. Ia begitu tenang dan tidak banyak bergerak. Aku tau, akan semakin sakit apabila ia banyak meronta dan bergerak.
“Aku lepas deh! Eh ini susah banget, begini ya? Aku tarik, aduh bagaimana sih?”, kata perempuan berbaju kuning.
“Aahhh, jangan begitu! Kasihan! Mulutnya jadi sobek”, ujar temannya.
Ia pun dikembalikan ke dalam kolam dengan keadaan terluka. Lukanya begitu besar, aroma darah sedikit tercium dari jarak beberapa langkah. Kerja keras dan kemajuan yang sangat sempurna. Perempuan berbaju kuning sangat lihai melempar umpan, perempuan berbaju hitam sangat kuat menarik kail dan temannya begitu lihai memasang umpan, memilih lokasi yang tepat untuk menempatkan umpan mereka. Orang-orang kota itu, wajah baru itu kini sudah lihai. Mereka pun pergi beriringan, siap menyantap Ay...Tidak! Sudahlah!
Langit sudah mulai mendung. Sudah saatnya aku pergi, mencari sisa-sisa yang jatuh. Aku tau rasa sakit itu, aku tau begitu perihnya mereka menarik kuat senar panjangnya. Karena aku masih kecil, aku pasti akan dikembalikan lagi. Esok, ketika aku sudah besar aku akan lebih memilih untuk disantap. Tetapi yang selama ini aku tahu, siapa yang rakus dan kelaparan dialah yang akan menerima akibatnya. Terluka atau pergi dari tempat ini. Lihat saja, mereka yang berbadan besar melahap makanan itu sendirian. Tak ada yang peduli bila ia terluka dan ditarik dengan benda tajam yang tersangkut di mulutnya. Karena tak ada satupun yang mampu untuk melepasnya. Untuk pilihan terakhir, pergi dari tempat ini adalah takdir, menerima semua kenyataan bahwa kita hanyalah ikan. Ikan yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Manusia, makhluk Allah yang paling sempurna. Tetapi aku masih belum mengerti, aku tak ingin terluka lagi dan meninggalkan bekas sobekan di mulutku lagi. Waktu yang menyakitkan itu, ada saatnya nanti.

***