Minggu, 04 Januari 2015

aku belum bangun

sebuah telepon berdering mengagetkanku di pagi hari.
1 misscalled, "Mama"
Tak luput dari pandanganku, jam digital turut serta menambah kencang detak jantung karena tulisan angka yang terpapar di layar android.

05.50am

Ternyata sedari tadi sudah banyak kata berwarna merah "PING!" di aplikasi BBM-ku dari Bimo (adekku).
 "Ya ampun, aku belum nelpon papa di rumah" gumamku.
Adikku hanya membawa androidnya untuk berwebsite ria, sedangkan ayahku? Asalkan bisa untuk telepon dan sms. Cukup. Jelas saja aku harus menghubungi ayah.

segera saja kurengkuh handphone kecil berwarna putih, yang sudah terlihat kusam karena bertahun-tahun kupelihara. Keypad angka kutekan dengan lancar.

Dering nada sambung pun berbunyi,tak lama suara seorang lelaki dari seberang sana menyahut panggilan teleponku.
disana : Halo

aku : Halo, Pa! jemput bimo di bandara jam 6.20!! cepetan ya pa! (teriakku begitu terasa tergesa)

disana : Hah? Bimo siapa?
(geram rasa hatiku. seorang ayah seketika melupakan anak kandung ketiganya).

aku : Ya Allah! Bimo! Bimo Nugroho Usman Ali pa.!
(Rasanya sudah mau nangis, betapa tega ayahku hingga aku perlu menyebutkan nama lengkap adikku)

Beberapa detik kami sempat terdiam. sebuah kalimat muncul begitu saja dari seberang telepon sana.
disana : Salah sambung ini!

aku : (belum lengkap serta merta ayahku mengatakan salah sambung? Ya, memang suara ayah hari ini terlihat lebih muda dan halus. tidak serak-serak basah seperti biasa). ohyaa.. ya! begitu kuucapkan.

klik!

Dahiku masih berkerut, salah sambung apaan? Baiklah nanti aku telepon lagi, mungkin papa sedang tak enak badan. Sedikit kulirik nomer telepon yang kutekan..

Mataku terbelalak!!! Jantungku seolah ketindihan benda seberat 100 kg. Aku menekan nomer telepon yang salah?! 0274-367367 sedangkan nomer telepon rumah yang seharusnya kutekan adalah 0274-367311

Selukis senyuman mengerikan tergambar di bibirku. Hemh, memang benar, kalau bangun tidur itu harus sadar dulu. Tak salah jika beberapa orang mengatakan, "Aku ngumpulin nyawa dulu ya"

kali ini, nyawaku sudah terkumpul. Entah 7, 9 atau 20. kutekan dengan santai dan cermat nomor telepon yang seharusnya kutuju..
#payah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar