dan ketika aku belajar mencintai diriku sendiri, aku berusaha memahaminya, memahami di setiap detail-detail yang berwarna. Tak sekedar karena ingin, tetapi ini adalah sebuah mimpi, sekelumit mimpi kecil. Sangat kecil..
Menemukan Potensi Diri Dengan
Percaya Diri
Oleh
: Monica Lucky Karlina
Menyampaikan ilmu,
menyebarkan ilmu kepada manusia tidak hanya disampaikan dalam berbagai ucapan.
Ilmu dalam islam yang seringkali kita dengar melalui berbagai kajian dan
ceramah saat pengajian juga dapat kita sampaikan melalui berbagai cara, yaitu
tulisan. Suatu kedzaliman ketika kita mendapat ilham, tetapi tidak menulis.
Mengajak orang lain dalam kebaikan melalui tulisan merupakan suatu hal yang
nyata, karena dengan tulisan itulah bukti itu ada. Akan selalu ada selama
tulisan itu berada di tempatnya. Bahkan dibaca berulang-ulang. Tentunya akan
terpatri di dalam hati jika kata-kata itu menyentuh hati para pembaca.
Bagaimana menyentuh
hati para pembaca? Suatu ciri khas setiap orang yang menullis dan
menyampaikannya kepada semua orang akan secara langsung memikat hati sang
pembaca. Namun, hal tersebut haruslah selalu dilatih, menullis dan menulis
sehingga nantinya akan diakui dengan adanya respon dari masyarakat. Mungkin,
ada yang lebih suka dengan karya-karya tere-liye, atau lebih suka karya
Habbiburrhman el Shirazy, atau bahkan Andrea Hirata. Tulisan yang berisi, dan
cara penyampaian kepada sasarannya itulah yang menjadikan tantangan bagi para
penulis.
Belajar otodidak, belum
tentu menghasilkan tulisan yang optimal. Karena tentu saja kita membutuhkan
teori, bagaimana cara dan sistematika dalam menulis. Bagaimana menuliskan
prolog, klimaks, dan yang paling sering menjadikan kesulitan bagi para penulis
adalah ending cerita. Selain itu komentar dan koreksi dari orang-orang yang
lebih profesional tentu saja dibutuhkan. Untuk mengevaluasi, dan memberikan
inovasi kepada kita apa yang seharusnya dilakukan ke depannya. Hal ini haruslah
selalu diasah, sehingga menghasilkan tulisan yang berbobot, dengan menemukan
potensi dalam diri masing-masing.
Seperti halnya dalam
kisah cerita film “The wild”, raja hutan yaitu singa terbiasa hidup di lingkungan
sirkus hanya menjadi hewan penurut. Hingga suatu hari ia, teman-teman dan
anaknya berhasil meloloskan diri untuk kembali ke habitatnya, yaitu hutan
belantara. Raja hutan tak mampu mengaum layaknya binatang yang ditakuti oleh
semua binatang di hutan. Saat ia dikejar binatang lain yang lebih besar untuk
dimangsa, ia ditertawakan karena aumannya yang sangat kecil. Raja hutan sangat
bingung, ia tak mampu bagaimana caranya mengaum, meskipun semua teman-temannya
tahu bahwa ia memiliki potensi, dan ia adalah raja hutan yang mampu menaklukan
semua ancaman yang ada. Bahkan teman-temannya kecewa, terutama anaknya. Hingga
suatu hari ia putus asa, ia berfikir dirinya ditakdirkan disini bukan sebagai
raja hutan, karena jiwanya hanya di lingkungan sirkus. Sampai suatu hari,
anaknya menjadi sasaran binatang lain, dan ia pun datang dengan aumannya yang
sangat kencang dan besar, sampai benar-benar menakuti binatang yang ingin
menerkam anaknya. Meskipun berkali-kali ia mengaum seperti anak ayam, tetapi
saat itu ia membuktikan bahwa ia adalah raja hutan. Hal inilah yang menjadi
contoh bagi kita. Sesungguhnya, kita memiliki potensi diri, kita mampu, dengan
terus berlatih dan percaya diri. Untuk memulai dan menemukan jati diri itu,
tentunya dengan bergabung dalam lingkungan untuk memacu dan mengispirasi kita
sebagai penulis. Seperti halnya tadi, sang raja hutan ketika berada di
lingkungan sirkus terbiasa mengaum kecil dan menjadi binatang yang penurut,
karena apabila ia mengaum para penonton sirkus akan ketakutan. Sedangkan ketika
ia berada di lingkungan hutan, ia akan terbiasa menjadi dirinya yang
sesungguhnya. Ini adalah kebiasaan dan faktor lingkungan, hanya bagaimana saja
kita menempatkan diri pada tempat yang tepat dan sesuai dengan diri kita. Seperti perumpamaan “apabila kamu bergaul dengan
seorang tukang minyak, maka wanginya minyak akan tercium padamu juga”.
Menyadari dan mengakui
bahwa kita adalah seorang penulis yang selama ini dinanti-nantikan oleh para pembaca merupakan hal yang harus kita
sadari. Suatu niat dalam kebaikan, yang dikarenakan Allah, dengan niat sedekah
akan melahirkan tulisan yang bermanfaat bagi semua orang. Karena kita memiliki
potensi.